Selasa 08 Mar 2022 23:26 WIB

Satu Warga Dilaporkan Hilang Usai Banjir Bandang Terjang Desa Srigading, Malang

BPBD Kabupaten Malang juga melaporkan kejadian tanah longsor di Desa Sidodadi.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Andri Saubani
Banjir Bandang (ilustrasi)
Foto: ANTARA/Rahmad
Banjir Bandang (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Satu warga dilaporkan hilang saat terjadi banjir bandang di Desa Srigading, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Selasa (8/3/2022). Hingga saat ini, tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang bersama instansi gabungan tengah mengupayakan pencarian korban hilang tersebut.

"BPBD Kabupaten Malang menyatakan, peristiwa banjir bandang itu terjadi setelah sebelumnya hujan dengan intensitas sedang mengguyur wilayah Kabupaten Malang pada pukul 15.30 WIB. Kerugian materil yang ditimbulkan atas peristiwa itu masih dalam proses pendataan lebih lanjut," kata Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, Selasa.

Baca Juga

Selain peristiwa banjir bandang, BPBD Kabupaten Malang juga melaporkan kejadian tanah longsor di Desa Sidodadi, Kecamatan Lawang, atau tepatnya di jalur tol Surabaya-Malang kilometer (KM) 77-79. Material tanah bercampur lumpur menimbun ruas jalur tol tersebut, sehingga hal itu menghambat laju kendaraan.

BPBD Kabupaten Malang telah berkoordinasi dengan Jasa Marga guna melakukan kaji cepat dan melakukan pengalihan kendaraan. Sementara, sampai pembersihan material selesai dilakukan.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) pun telah mengeluarkan peringatan dini cuaca yang menyatakan hujan dengan intensitas ringan hingga sedang dan dapat disertai petir masih berpotensi terjadi di wilayah Kabupaten Malang hingga Kamis (10/3/2022). Menyikapi hal tersebut, BNPB mengimbau kepada seluruh komponen pemangku kebijakan di daerah dan masyarakat agar dapat mengantisipasi adanya potensi bencana susulan yang dapat dipicu oleh faktor cuaca.

Upaya seperti pemantauan dan pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS), pembersihan sampah maupun material lain yang dapat menyumbat aliran air, monitoring kondisi tanggul, jalan dan jembatan hingga pemantauan debit air saat terjadi hujan lebat disarankan perlu dilakukan secara berkala. Untuk kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana susulan, masyarakat di sepanjang aliran sungai agar melakukan evakuasi sementara jika terjadi hujan menerus dengan intesitas tinggi selama lebih dari satu jam. 

"Perhatikan kondisi debit sungai dan hindari lereng curam yang minim vegetasi," ujar Muhari.

"Bagi pengguna jalan, baik jalan nasional maupun tol diharapkan memperhatikan rambu-rambu bahaya tanah longsor maupun informasi lain terkait perkembangan lalu lintas dan cuaca dari pihak-pihak terkait," tambah Muhari.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement