REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Satgas Penanganan Covid-19 Kota Bandung mengklaim puncak penyebaran kasus Covid-19 varian Omicron sudah dilewati. Saat ini kasus cenderung fluktuatif namun relatif mengalami penurunan dibandingkan saat puncak kasus terjadi.
"Alhamdulillah Kota Bandung fluktuasi, kemarin ada kenaikan sampai 1.000 lebih tapi sekarang turun lagi. Insya Allah kalau puncaknya 3 minggu ke belakang, puncak udah lewat itu paling tinggi hampir 1.675 sekarang di bawah itu sudah ketemu titik paling tinggi," ujar Ketua Harian Satgas Covid-19 Kota Bandung Asep Gufron, Kamis (10/3/2022).
Ia menuturkan pada akhir pekan kemarin kasus Covid-19 berada di angka 500 an. Keterisian tempat tidur bagi pasien Covid-19 di rumah sakit menurun dari 60 persen menjadi 49 persen.
Sedangkan positivity rate saat ini menurun dari 13 menjadi 11. Selain itu pasien di tempat isolasi mandiri bagi masyarakat maupun tenaga kesehatan menurun termasuk kasus sembuh naik. Pihaknya memastikan kondisi pandemi Covid-19 di Kota Bandung terkendali.
"Kita masih terkendali. Tempat isoman yang disediakan mengalami penurunan signifikan," katanya.
Terkait dengan wacana perubahan status pandemi menjadi endemi pihaknya pasti akan mengikuti kebijakan pemerintah pusat.
Asep mengatakan vaksinasi dosis satu dam dua sudah mencapai 100 persen lebih sedangkan dosis ketiga sudah mencapai 16.65 persen dan akan terus digenjot vaksinasi di kecamatan. Apabila perubahan status terjadi maka pihaknya meminta masyarakat tetap memakai masker dan menjalankan protokol kesehatan.
"Prokes minimal pakai masker," katanya.
Plt Wali Kota Bandung Yana Mulyana mengatakan saat ini penyebaran Covid-19 di Kota Bandung relatif mengalami penurunan namun sempat mengalami kenaikan. Ia mengklaim puncak penyebaran Covid-19 varian Omicron sudah terlewati di Kota Bandung.
"BOR turun 49 persen, udah ada penurunan. Kita sempat turun kemarin naik lagi, kita berdoa mudah-mudahan gak naik terus tren menurun udah puncaknya kemarin," ungkapnya.