Kamis 10 Mar 2022 13:59 WIB

Zelensky: Ancaman Nuklir Rusia Hanya Gertakan

Gertakkan soal penggunaan senjata nuklir juga menunjukkan sisi lemah Putin.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Friska Yolandha
Dalam gambar dari video yang disediakan oleh Kantor Pers Kepresidenan Ukraina dan diposting di Facebook, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy berbicara di Kyiv, Ukraina, pada Rabu, 9 Maret 2022.
Foto: Ukrainian Presidential Press Office via AP
Dalam gambar dari video yang disediakan oleh Kantor Pers Kepresidenan Ukraina dan diposting di Facebook, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy berbicara di Kyiv, Ukraina, pada Rabu, 9 Maret 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky meremehkan ancaman Presiden Rusia Vladimir Putin tentang penggunaan senjata nuklir. Menurut dia, hal itu hanya gertakan semata dan menunjukkan kelemahan Putin.

“Saya pikir ancaman nuklir adalah gertakan. Menjadi seorang pembunuh adalah satu hal. Lain halnya dengan bunuh diri. Setiap penggunaan senjata nuklri berarti akhir bagi semua pihak, bukan hanya bagi orang-orang yang menggunakannya,” kata Zelensky dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Jerman, Die Zeit, yang diterbitkan pada Rabu (9/3/2022).

Baca Juga

Menurut dia, gertakkan soal penggunaan senjata nuklir juga menunjukkan sisi lemah Putin. “Anda hanya mengancam penggunaan senjata nuklir ketika tidak ada cara lain yang berhasil. Saya yakin bahwa Rusia menyadari konsekuensi bencana dari setiap upaya untuk menggunakan senjata nuklir,” ujar Zelensky.

Tiga hari setelah melancarkan serangan ke Ukraina, tepatnya pada 27 Februari, Putin mengatakan dia telah memerintahkan “pasukan pencegahan” nuklir negaranya dalam siaga tinggi. Keesokan harinya, pasukan rudal nuklir Rusia dan armada Utara serta Pasifik ditempatkan pada tugas tempur yang ditingkatkan.

Menurut PBB, sejauh ini sebanyak 516 warga sipil di Ukraina telah tewas akibat serangan Rusia. Lebih dari 900 lainnya mengalami luka-luka. Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia (OHCHR) mengatakan, angka korban bisa jauh lebih tinggi.

Sementara itu Rusia telah mengumumkan bahwa sekitar 500 tentaranya telah gugur dalam pertempuran di Ukraina. Lebih dari 1.500 prajurit lainnya mengalami luka-luka. Angka yang dirilis Moskow sangat kecil jika dibandingkan dengan klaim Ukraina. Kiev mengklaim pasukannya berhasil membunuh lebih dari 11 ribu tentara Rusia. 

Ukraina pun mengklaim berhasil menangkap dan menahan ratusan prajurit Rusia, termasuk perwira senior. Kendati demikian, Ukraina belum secara resmi merilis data tentang berapa banyak tentaranya yang telah gugur saat bertempur melawan pasukan Rusia.  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement