Senin 14 Jul 2025 13:17 WIB

Harga Emas Diprediksi Tembus Rp 2 Juta per Gram di Akhir 2025

Tiga faktor global jadi pendorong utama penguatan harga emas tahun ini.

Rep: Eva Rianti/ Red: Gita Amanda
Pada Senin (14/7/2025), harga diprediksi menguat ke level 3.376,60 dolar AS per troy ons. (ilustrasi)
Foto: Dok Freepik
Pada Senin (14/7/2025), harga diprediksi menguat ke level 3.376,60 dolar AS per troy ons. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Pengamat mata uang dan komoditas, Ibrahim Assuaibi, memprediksi harga emas akan terus menguat sepanjang 2025 dan berpotensi menembus kisaran Rp 2 juta hingga Rp 2,1 juta per gram pada akhir tahun.

“Saya prediksi harga emas sampai akhir tahun di level 3.600 dolar AS per troy ons. Kalau harga emas dunia tembus ke 3.600 dolar AS per troy ons, kemungkinan besar masih di atas Rp 2 juta atau sekitar Rp 2,15 juta per gram,” ujar Ibrahim dalam keterangan suara kepada wartawan, dikutip Senin (14/7/2025).

Baca Juga

Ibrahim menjelaskan bahwa secara teknikal, harga emas dunia menunjukkan tren penguatan. Pada perdagangan akhir pekan lalu, harga emas dunia tercatat sebesar 3.357,42 dolar AS per troy ons.

Pada Senin (14/7/2025), harga diprediksi menguat ke level 3.376,60 dolar AS per troy ons, dan berpotensi menembus 3.443,70 dolar AS. Dalam proyeksi jangka panjangnya hingga akhir semester II 2025, harga emas bisa mencapai 3.600 dolar AS per troy ons.

Menurut Ibrahim, ada tiga faktor utama yang mendorong penguatan harga emas:

1. Kebijakan Tarif AS di Era Trump
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, baru-baru ini menaikkan tarif impor terhadap Kanada menjadi 35 persen, lebih tinggi dari sebelumnya 25 persen, yang berlaku mulai 1 Agustus 2025. Langkah ini juga berpotensi menyasar Jepang dan Eropa.

“Eropa pun sampai sekarang masih menunggu kejelasan tarif impor apakah akan disamakan seperti Kanada. Ini yang memicu penguatan harga emas,” jelas Ibrahim.

2. Peluang Penurunan Suku Bunga The Fed
Ibrahim menyebut, klaim pengangguran awal yang menurun serta inflasi yang stabil membuka peluang bagi The Federal Reserve untuk menurunkan suku bunga satu hingga dua kali pada semester II 2025.

3. Ketegangan Geopolitik Global
Situasi di Timur Tengah, khususnya konflik antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza, dinilai belum menunjukkan tanda mereda meski ada upaya gencatan senjata. Selain itu, ketegangan AS dengan Rusia juga meningkat.

Trump disebut kecewa terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin dan mengancam menjatuhkan sanksi ekonomi baru. Di sisi lain, konflik Rusia–Ukraina diprediksi masih akan berlangsung lama, bahkan hingga 2026 atau 2027, dan bisa berdampak besar terhadap harga emas dunia.

Menurut Ibrahim, kondisi ini membuat emas menjadi pilihan utama sebagai safe haven. “PDB kuartal III dan IV berisiko kontraksi, dan dana global akan dialihkan ke emas,” ujarnya.

Ia memperkirakan indeks dolar AS akan terus menguat hingga mencapai kisaran 98,22 hingga 102 menjelang akhir 2025. Dengan indeks dolar yang kuat, harga emas dunia juga diprediksi terus menguat, sementara rupiah diperkirakan melemah hingga kisaran Rp 16.800 per dolar AS.

Berdasarkan perhitungan Ibrahim, dengan asumsi harga emas dunia di level 3.600 dolar AS per troy ons, nilai tukar rupiah Rp 16.800 per dolar AS, dan dikonversi ke gram, maka harga emas di dalam negeri dapat mencapai sekitar Rp 2 juta per gram.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement