REPUBLIKA.CO.ID, SIMPANG EMPAT -- Korban jiwa gempa di Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat, bertambah dua orang, sehingga total korban jiwa menjadi 13 orang hingga Kamis (10/3/2022). Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Pasaman Barat Edi Murdani di Simpang Empat mengatakan setelah tim mengumpulkan data maka ada penambahan korban jiwa dua orang.
Dua orang itu atas nama Rukayah (95) warga Timbo Abu Kecamatan Talamau yang meninggal dunia di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) pada 2 Maret 2022 dengan diagnosa trauma tumpul lumbal. Kemudian, Nuraeni (90) warga Mudik Simpang Kecamatan Talamau yang meninggal dunia dengan penyebab serangan jantung. Dengan demikian jumlah korban meninggal menjadi 13 orang hingga saat ini, Kamis sore.
Sebelumnya korban meninggal dunia yakni adalah Asri Dewi Lestari (24) warga Jembatan Panjang, Fatih (2) warga Jembatan Panjang Neri Herawati (47) warga Pasa Lamo Kajai, Anismar (70) warga Kajai dan Lawiyah (70) warga Kampuang Pasia Nagari Kajai Kecamatan Talamau. Kemudian, Nur Baya (75) warga Kampung Pasir Jorong Rimbo Batu Kajai Kecamatan Talamau, Ermawati (62) warga Lembah Gunung Kajai, Endra Watib (51) warga Jorong Lubuk Landua Kecamatan Pasaman, Ali Nuar (60) warga Jorong Timbo Nagari Kajai Kecamatan Talamau, Erdina (27) warga Kajai serta M. Yunus Tanjung (75).
Sementara itu Pemkab Pasaman Barat telah mengakhiri masa tanggap darurat bencana dan dilanjutkan dengan masa transisi dari tanggap darurat menuju pemulihan. Di masa transisi dari tanggap darurat ke pemulihan ini Pemkab akan terus memenuhi kebutuhan dasar bagi warga korban dampak gempa, terutama kebutuhan dasar seperti beras sembako, kesehatan dan tenda.
Pemkab akan terus mencukupi kebutuhan warga korban gempa. Di masa transisi menuju pemulihan itu pemerintah akan menyiapkan hunian sementara bagi rumah yang rusak berat serta memenuhi kebutuhan dasar.
Bagi yang rumahnya mengalami rusak sedang dan ringan dan masih bisa dihuni maka akan disiapkan tenda di luar rumah. Hingga saat ini, Kamis sore data sementara korban yang meninggal dunia 14 orang, pemukiman yang rusak mencapai 2.025 unit, fasilitas pendidikan 75 unit, fasilitas kesehatan 18 unit, infrastruktur 26, fasilitas ibadah 40 dan fasilitas pemerintah 42 unit.