Jumat 11 Mar 2022 16:40 WIB

Prancis Antisipasi Masuknya 100 Ribu Pengungsi Ukraina

Sejauh ini Prancis sudah menerima sekitar 7.250 pengungsi Ukraina.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Friska Yolandha
Pengungsi dari Ukraina menunggu di stasiun kereta Krakow di Krakow, Polandia, Rabu, 9 Maret 2022.Pemerintah Prancis mengatakan, mereka mengantisipasi masuknya 100 ribu pengungsi Ukraina ke negara tersebut.
Foto: AP/Markus Schreiber
Pengungsi dari Ukraina menunggu di stasiun kereta Krakow di Krakow, Polandia, Rabu, 9 Maret 2022.Pemerintah Prancis mengatakan, mereka mengantisipasi masuknya 100 ribu pengungsi Ukraina ke negara tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Pemerintah Prancis mengatakan, mereka mengantisipasi masuknya 100 ribu pengungsi Ukraina ke negara tersebut. Paris berjanji menyediakan akomodasi bagi semua orang yang melarikan diri dari Ukraina.

Sejauh ini Prancis sudah menerima sekitar 7.250 pengungsi Ukraina. “Dalam beberapa pekan mendatang, 50 hingga 100 ribu dapat tiba,” ungkap koordinator unit krisis antara kementerian Prancis, Joseph Zimet, Kamis (10/3/2022), dikutip Anadolu Agency.

Baca Juga

Dia mengatakan, pihaknya akan membuat pengaturan untuk kebutuhan penerimaan pengungsi. Menteri junio Prancis untuk kewarganegaraan Marlene Schiappa mengungkapkan, negaranya akan membuka pintu lebar-lebar bagi pengungsi Ukraina. “Ini adalah tugas kami dan inilah yang diharapkan Prancis,” ujarnya.

Prancis dan negara-negara Uni Eropa lainnya telah mengaktifkan perangkat perlindungan sementara untuk warga negara Ukraina. Mereka menawarkan status dan manfaat yang serupa dengan pengungsi, termasuk visa, hak kerja, sekolah untuk anak-anak, akses ke perawatan kesehatan, dan tunjangan pencari suaka langsung sesuai dengan komposisi keluarga hingga satu tahun.

Sementara itu, Menteri Dalam Negeri Prancis Gerald Darmanin mengkritik Inggris karena “kurang manusiawi” terhadap warga Ukraina. Hal itu karena warga yang mengungsi ditolak masuk di pelabuhan Calais dengan alasan tak memiliki visa. Pemerintah Inggris telah mengumumkan akan mengizinkan warga Ukraina dengan paspor tanpa mengunjungi pusat aplikasi visa untuk biometrik.

“Prancis dan Inggris melanjutkan pembicaraan untuk memfasilitasi pemindahan warga Ukraina yang tinggal di Calais yang mencoba untuk bersatu kembali dengan keluarga mereka di Inggris,” tulis Darmanin lewat akun Twitter pribadinya.

Menurut PBB, sejak Rusia melancarkan serangan ke Ukraina pada 24 Februari lalu, sebanyak 2 juta warga Ukraina telah mengungsi ke negara-negara tetangga.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement