REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Ketua Umum Ikatan Dai Indonesia (IKADI), KH. Ahmad Kusyairi Suhail mengatakan keberadaan bulan Sya’ban menjelang bulan suci Ramadhan perlu dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk mempersiapakan diri dalam menyambut Ramadhan. Menurutnya orang-orang saleh terdahulu memboasakan amalan-amalan saleh sejak datangnya bulan suaban. Sehingga terbiasa dan terlatih untuk mengoptimalkan amalan. Menurut kiai Kusyairi selain perbanyak luasa sunah, umat Muslim juga dapat memperbanyak tilawah Alquran pada bulan Sya'ban.
"Bulan Sya’ban adalah momentum tepat untuk memproduksi beragam amal shalih. Mulai dari membiasakan rajin menunaikan shalat-shalat sunnah, meramaikan masjid dengan shalat berjama’ah, meningkatkan birru’l walidain (berbakti kepada kedua orang tua), memperbanyak sedekah dan lain-lain. Karena sebagaimana sudah disinggung oleh Imam Abu Bakar Al-Balkhi di atas, bulan Sya’ban adalah bulan menyirami tanaman untuk selanjutnya akan memanen tanaman tersebut di bulan Ramadhan," katanya.
Wakil Ketua Umum Persatuan Islam (Persis) KH. Jeje Zainuddin mengatakan di antara keistimewaan bulan Sya'ban adalah karena berada di antara bulan yang mulia yakni Rajab dan Ramadhan. Rajab sebagai salah satu dari bulan haram selain Zulqaidah, Zulhijjah, dan Muharram. Sedang Ramadhan sebagai bulan pelaksanaan ibadah mulia yakni puasa Ramadhan yang di dalamnya terdapat Lailatul Qadar.
"Sebagai bulan yang menghantarkan ke bulan Ramadhan, Rasulullah menjadikannya sebagai bulan persiapan menghadapi puasa Ramadhan, yaitu dengan memperbanyak ibadah puasa sepanjang bulan Sya'ban. Bahkan Siti Aisyah menceritakan Rasulullah sangat banyak puasa di bulan Sya'ban itu hampir sepenuh bulan," katanya.
Menurut kiai Jeje hikmah berpuasa di bulan Sya'ban adalah agar kaum muslimin sudah terbiasa dengan puasa sebelum datangnya puasa wajib Ramadhan. Sekaligus menunjukan bahwa dalam puasa Syakban terkandung keutamaan yang besar.