Senin 14 Mar 2022 16:38 WIB

Sungai Meluap, Rendam 1.248 Rumah Warga di Cirebon

Ada tiga desa yang dilanda banjir denga rumah warga terendam sebanyak 1.248.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Andi Nur Aminah
Warga berjalan menerobos banjir (ilustrasi)
Foto: Dedhez Anggara/ANTARA
Warga berjalan menerobos banjir (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Banjir kembali melanda Kabupaten Cirebon. Kali ini, banjir merendam tiga desa setelah hujan intensitas tinggi mengguyur dan hingga menyebabkan sungai meluap.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cirebon, Alex Suheriyawan, menyebutkan, tiga desa yang dilanda banjir itu, yakni Desa Banjarwangunan dan Desa Mundupesisir di Kecamatan Mundu, serta Desa Mekarsari di Kecamatan Waled. "Di tiga desa itu, tercatat ada 1.248 rumah warga yang terendam banjir," kata Alex, Senin (14/3).

Baca Juga

Alex menjelaskan, air mulai masuk ke permukiman warga pada Ahad (13/3) malam dengan ketinggian bervariasi antara 30 hingga 80 centimeter (cm). Hal itu berawal dari hujan deras yang mengguyur wilayah tersebut selama beberapa jam.

Tingginya curah hujan menyebabkan sungai yang ada di daerah sekitarnya tidak bisa menampung debit air yang tinggi. Akibatnya, sungai meluap dan merendam permukiman warga.

Di Desa Banjarwangunan, banjir melanda Perumahan Puri Indah Residen dan Grand Firdaus. Sedangkan di Desa Mundupesisir, banjir terjadi di Blok Kalijaga. Sedangkan di Desa Mekarsari, banjir melanda Blok Manis, Pon, Kliwon dan Wage.

Alex menyebutkan, tercatat ada 1.612 kepala keluarga (KK) atau 5.160 jiwa warga yang terdampak banjir tersebut. Banjir mulai surut pada Senin (14/3) dini hari.

Salah seorang warga Perumahan Puri Indah Residen Banjarwangunan, Erfan, mengatakan, perumahan tempat tinggalnya selama ini kerap dilanda banjir saat hujan intensitas tinggi. Hal itu membuat warga jadi tidak nyaman.

Saat banjir terjadi, perabot rumah, seperti kursi dan tempat tidur, jadi terendam air. Rumah pun dikotori oleh lumpur dan sampah yang terbawa banjir. "Saat banjir surut, kami harus bersih-bersih rumah," tutur Erfan.

Erfan mengakui, Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk-Cisanggarung pernah melakukan survei terhadap kondisi sungai yang sudah tinggi tingkat sedimentasinya. Namun, hingga kini belum ada tindak lanjutnya. "Katanya sih sungai mau dikeruk. Tapi sampai sekarang belum terealiasi," kata Erfan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement