REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Kementerian Perhubungan Malaysia menerapkan metode test and release bagi pelaku perjalanan udara dari tiga negara. Yaitu Singapura, Thailand dan Kamboja.
Dengan metode itu, pelancong dari tiga negara tersebut tidak perlu menunggu hasil tes Covid-19 saat tiba di Malaysia, kata Menteri Perhubungan Malaysia Wee Ka Siong, Selasa (15/3/2022). Pelaku perjalanan hanya perlu menjalani tes PCR pada saat kedatangan dan diperbolehkan melanjutkan perjalanan ke tempat isolasi dan menunggu hasil tes yang keluar dalam 24 jam.
Mereka yang hasilnya negatif diperbolehkan untuk meneruskan perjalanannya, sedangkan yang hasilnya positif diharuskan tetap mengisolasi diri sesuai protokol kesehatan yang ditetapkan. Wee mengatakan metode itu adalah bagian dari standardisasi prosedur Jalur Perjalanan Vaksinasi (Vaccinated Travel Lane/VTL).
Standardisasi dilakukan untuk menghindari kebingungan para pelaku perjalanan via VTL melalui udara yang memasuki Malaysia dan untuk memfasilitasi aspek penegakan peraturan di bandara. Standardisasi itu berlaku untuk kedatangan wisatawan VTL di Bandara Internasional Kuala Lumpur dan Bandara Internasional Penang mulai 16 Maret 2022, kata Wee.
Sementara itu, bagi pelaku perjalanan luar negeri non-VTL, Malaysia tetap memberlakukan karantina setelah mereka tiba di negara itu. Sejumlah pengunjung asal Indonesia mengatakan mereka yang baru menerima dua dosis vaksin Covid-19 diminta untuk menjalani karantina selama tujuh hari, sedangkan yang sudah mendapatkan dosis booster menjalani karantina lima hari.
"Di hari terakhir karantina, (pengunjung) diminta melakukan tes PCR dan hasilnya dilaporkan ke aplikasi MySejahtera," kata Qurniawati, pengunjung asal Surabaya, Jawa Timur.
Sejalan dengan rencana untuk memasuki Fase Transisi Endemi pada 1 April 2022, pemerintah Malaysia juga memutuskan untuk membuka kembali perbatasan negara mulai tanggal tersebut.