Rabu 16 Mar 2022 08:19 WIB

Inggris Cari Tambahan Minyak dari UEA dan Arab Saudi

Seperti negara-negara Barat lainnya, harga energi di Inggris terus meroket.

Rep: Lintar Satria/ Red: Esthi Maharani
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson berkunjung ke Uni Emirat Arab (UEA) dan Arab Saudi. Ia hendak mengamankan aliran tambahan minyak
Foto: AP/Tolga Akmen/AFP Pool
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson berkunjung ke Uni Emirat Arab (UEA) dan Arab Saudi. Ia hendak mengamankan aliran tambahan minyak

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Perdana Menteri Inggris Boris Johnson berkunjung ke Uni Emirat Arab (UEA) dan Arab Saudi. Ia hendak mengamankan aliran tambahan minyak dan meningkatkan tekanan pada Presiden Rusia Vladimir Putin atas serangan ke Ukraina.

Seperti negara-negara Barat lainnya, harga energi di Inggris terus meroket. Johnson mendorong produsen untuk meningkatkan output dan mengamankan pasokan demi membantu konsumen dan mengurangi ketergantungan pada ekspor energi Rusia.

Baca Juga

Juru bicaranya mengatakan Johnson juga akan mengangkat masalah hak asasi manusia di Arab Saudi. Termasuk eksekusi 81 orang, tapi kritikus mengatakan London tidak boleh berpaling dari negara yang menggelar eksekusi massal terbesar dekade terakhir.

Perdana menteri Inggris itu akan bertemu dengan Putra Mahkota Uni Emirat Arab Pangeran Mohammed bin Zayed sebelum terbang ke Arab Saudi. Di sana ia akan bertemu dengan Putra Mahkota Pangeran Mohammed bin Salman.

"Inggris membangun koalisi internasional untuk menghadapi realita baru yang kami hadapi, dunia harus melepaskan diri dari hidrokarbon Rusia dan melaparkan Putin atas adiksi pada minyak dan gas," kata Johnson dalam pernyataannya, Selasa (15/4/2022).

"Arab Saudi dan Uni Emirat Arab merupakan mitra internasional penting pada upaya tersebut, kami akan bekerja dengan mereka untuk memastikan keamanan kawasan, mendukung bantuan kemanusiaan dan menstabilkan pasar energi dunia untuk jangka panjang," tambahnya.

Langkah mencari pemasok energi ini memicu keraguan pada upaya Inggris untuk memenuhi target bebas emisi pada tahun 2050. Pemerintah tidak hanya mencari cara meningkatkan produksi gas dan minyak di dalam negeri tapi juga mencari pemasok baru di luar negeri.

Dalam kunjungan tersebut, Arab Saudi yang merupakan pemasok diesel terbesar ketiga ke Inggris, juga mengkonfirmasi investasi Alfanar Group sebesar 1 miliar pounds pada Lighthouse Green Fuels Project di Teesside, utara Inggris. Proyek itu untuk memproduksi bahan bakar pesawat berkelanjutan dari limbah skala besar.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement