Kamis 17 Mar 2022 22:26 WIB

Kasus Deltacron Belum Ditemukan di Surabaya

Hingga kini Surabaya belum mengkonfirmasi kasus Covid-19 Deltacron.

Hingga kini Surabaya belum mengkonfirmasi kasus Covid-19 Deltacron.
Foto: Public Domain Pictures
Hingga kini Surabaya belum mengkonfirmasi kasus Covid-19 Deltacron.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Dinas Kesehatan Kota Surabaya menyebut COVID-19 varian baru Deltracron yang merupakan gabungan mutasi dari varian Delta dan Omicron, hingga saat ini belum terdeteksi di Kota Pahlawan, Jawa Timur. Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Surabaya Nanik Sukristina di Surabaya, Kamis (17/3/2022), mengatakan, meski belum ditemukan kasus Deltacron, pihaknya tidak tinggal diam dengan menyiapkan berbagai strategi.

"Yang pasti, kami melakukan optimalisasi penguatan upaya 3T (tracing, testing dan treatment), operasi yustisi protokol kesehatan (prokes) di tempat keramaian yang menjadi konsentrasi masyarakat oleh seluruh Satgas COVID-19 di wilayah," kata Nanik.

Baca Juga

Nanik juga menjelaskan, strategi lainnya untuk mengantisipasi Deltacron, yaitu mempersiapkan RS rujukan COVID-19 untuk memfasilitasi kasus-kasus kondisi sedang hingga berat. Selain itu, lanjut dia, pihaknya mengoptimalkan pelaksanaan vaksinasi primer COVID-19 dan dilanjutkan dengan booster di Kota Surabaya.  

Nanik menegaskan, pada prinsipnya penanganan kasus COVID-19 dari sekian banyak varian itu sama dengan penerapan 3T, prokes hingga vaksinasi. "Saat ini, Kementerian Kesehatan masih melakukan pemantauan terhadap perkembangan varian Deltacron yang telah terdeteksi di beberapa negara Eropa. Selain itu, juga mengupdate secara rutin data perkembangan dari WHO," ujarnya.

Meskipun kasus Deltacron belum ditemukan di Surabaya dan masih dalam penelitian oleh World Health Organization (WHO), Nanik mengingatkan masyarakat untuk waspada dengan varian Deltarcron. 

"Varian Deltacron masih dalam penelitian dan pemantauan oleh WHO, termasuk gejalanya. Namun, beberapa gejala yang perlu diperhatikan yaitu suhu tinggi, batuk terus menerus, kehilangan indera penciuman dan perasa, sakit kepala, serta sesak napas," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement