Senin 14 Mar 2022 17:02 WIB

Pakar: Deltacron Bahaya Kalau Bawa Keparahan Delta, Punya Kecepatan Penyebaran Omicron

Kasus infeksi varian deltacron telah bermunculan di beberapa negara.

Rep: Santi Sopia, Adysha Citra Ramadani/ Red: Reiny Dwinanda
Virus penyebab Covid 19 (ilustrasi). Varian deltacron mulai bermunculan di sejumlah negara.
Foto: Max Pixel
Virus penyebab Covid 19 (ilustrasi). Varian deltacron mulai bermunculan di sejumlah negara.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam dua tahun, virus penyebab Covid-19 (SARS-CoV-2) telah banyak berubah. Sekarang ada varian baru bernama deltracron yang menyebar dan memicu kekhawatiran baru akan risiko keparahannya.

Sebanyak 30 kasus di antarnya berasal dari Prancis, delapan dari Denmark, dan satu dari Belanda. Selain itu, sudah ada 41 pasien Covid-19 terinfeksi deltacron yang berhasil diidentifikasi di Amerika Serikat dan Eropa.

Baca Juga

Sebelumnya, ada varian alpha, delta, lalu omicron dan subvarian BA.2 yang dijuluki "Son of Omicron". Berbicara di BBC Breakfast, Prof Linda Bauld dari University of Edinburgh mengatakan, deltacron adalah varian rekombinan, yang berarti menyatukan fitur delta dan omicron.

Alasan mengapa deltacron menjadi perhatian awal adalah bagian mana dari delta dan omicron yang disatukan. Jika itu menyatukan penyakit serius delta dengan penularan cepat omicron, maka dapat menyebabkan masalah serius bagi pemerintah yang baru saja mencabut semua pembatasan, seperti Inggris.

Meski begitu, tampaknya deltacron mungkin tidak seserius yang diperkirakan sebelumnya. Sejauh ini, ada kasus deltacron dalam jumlah kecil di Inggris.

"Saat ini tidak ada bukti yang menunjukkan varian baru ini akan menantang vaksin," kata Prof Bauld, seperti dilansir Express.co.uk, Senin (14/3/2022).

Vaksin disebut dapat bertahan dengan baik terhadap delta dan omicron. Tetapi tentu saja, ilmuwan akan terus melihat dampak dari varian baru.

Prof Bauld juga menambahkan salah satu alasan mengapa WHO terus mendorong tingkat infeksi lebih rendah di seluruh dunia dan meluncurkan vaksin dengan cepat adalah untuk menghindari varian di masa depan yang akan menimbulkan kekhawatiran nyata. Ia juga menekankan perlunya Inggris untuk tetap waspada meskipun semua pembatasan telah dicabut.

Prof Bauld mengatakan, pengujian dengan tes PCR dapat mengurutkan dan mencari varian kemudian mengidentifikasi apakah itu jadi masalah atau tidak. Namun, dia menyimpulkan bawa "tidak perlu panik" dengan adanya deltacron.

Dalam acara serupa, Profesor Chris Smith juga menekankan jaminan serupa. Belum lama ini Inggris memutuskan untuk mencabut semua pembatasan, termasuk persyaratan hukum untuk isolasi diri jika seseorang dinyatakan positif Covid-19.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement