REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Sejumlah kecamatan di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, dilanda bencana hidrometeorologi basah pada Rabu dini hari (16/3). Pantuan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat menginformasikan banjir surut pada Kamis sore (17/3/2022).
"BPBD Kota Balikpapan menyebutkan tidak ada korban jiwa atau pun luka-luka akibat dua bencana tersebut," kata Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari seperti dalam keterangan tertulis yang diterima Republika, Jumat (18/3/2022).
Dia menambahkan, peristiwa banjir pada pukul 03.00 waktu setempat ini berdampak pada 2.837 KK atau 9.194 jiwa, sedangkan tanah longsor 31 KK atau 101 jiwa. Kemudian, peristiwa tanah longsor yang dipicu hujan lebat dan kondisi tanah labil berdampak pada 31 unit rumah.
Dia menambahkan, BPBD tidak merinci kondisi rumah-rumah yang terdampak tanah longsor tersebut, sedangkan untuk banjir sebanyak 2.806 unit rumah warga terdampak dan sekolah dua unit terendam.
Sementara itu, sebaran wilayah yang terdampak banjir berada pada lima kecamatan, yaitu Kecamatan Balikpapan Tengah, Balikpapan Selatan, Balikpapan Utara, Balikpapan Kota dan Balikpapan Barat. Saat banjir masih menggenang tinggi muka air berkisar 40 hingga 150 cm.
Dia menambahkan, BPBD Kota Balikpapan yang dibantu TNI, Polri, Basarnas, unsur pemerintah daerah, PMI, Tagana dan relawan membantu dalam pendistribusian makanan maupun bantuan logistik saat banjir masih merendam wilayah terdampak. Para personel pun diterjunkan dengan dilengkapi perahu karet dan berjaga-jaga apabila warga membutuhkan bantuan.
"Meskipun telah surut, BNPB mengimbau pemerintah daerah dan warga untuk tetap siap siaga dan waspada terhadap potensi banjir susulan," ujarnya.
Kecamatan terdampak banjir masih berpotensi mengalami hujan ringan hingga hujan petir pada Jumat (18/3).
Peringatan dini cuaca BMKG menyebutkan Provinsi Kalimantan Timur merupakan wilayah yang berpotensi hujan lebat yang dapat disertai kilat atau petir dan angin kencang.
Pihaknya berharap setiap keluarga mengaktifkan rencana kesiapsiagaan, seperti persiapan apabila harus evakuasi ke tempat yang lebih aman, upaya protokol kesehatan saat evakuasi atau pun di pos pengungsian atau penyiapan tas siaga bencana yang disesuaikan dengan kebutuhan anggota keluarga.