Senin 21 Mar 2022 04:20 WIB

Kesan Glodziher Yahudi Dulu dan Sikap Hungaria Kini Terhadap Islam dan Muslim 

Hongaria tengah berupaya terapkan kebijakan xenofobia terhadap Muslim

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Nashih Nashrullah
Jamaah melakukan shalat di Masjid Da El Salam di Budapest, Hongaria (ilustrasi). Hongaria tengah berupaya terapkan kebijakan xenofobia terhadap Muslim
Foto: EPA
Jamaah melakukan shalat di Masjid Da El Salam di Budapest, Hongaria (ilustrasi). Hongaria tengah berupaya terapkan kebijakan xenofobia terhadap Muslim

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Ignaz Goldziher (1850-1921) menggambarkan pengalamannya ke Asia Timur sebagai perjalanan menuju toleransi, sebab di Eropa Kristen dia terbiasa dengan penghinaan masyarakat yang mengecualikan orang Yahudi. Goldziher adalah seorang Yahudi Hongaria yang kebanyakan menulis dalam bahasa Jerman. 

"Saya berangkat ke Alexandria dalam lautan badai, saya diliputi oleh perasaan melankolis yang mendalam ketika saya menyaksikan menara-menara perlahan-lahan menghilang. Perjalanan itu berarti saya pamit dari periode terbesar dalam hidup saya."

Baca Juga

Dia menuliskan pengalaman tentang kepergiannya melalui Mediterania ke Eropa pada 1874 itu dalam buku hariannya. Pemuda dari Budapest itu telah menghabiskan beberapa bulan di Mesir, Palestina, dan Damaskus. Goldziher melakukan diskusi dalam bahasa Arab yang fasih dengan "para cendekiawan Islam" dan "pemikir bebas." 

Dia menggambarkan ketika berada di antara jamaah dan dengan khidmat mengusapkan dahinya di lantai Masjid Azhar. Dia mengatakan dia tidak pernah merasa seperti orang asing meskipun keyakinan agamanya berbeda. 

Goldziher adalah orang pertama yang membawa orang Eropa lebih dekat dengan Islam melalui analisis akademis. Karyanya "Lectures on Islam", "Muslim Studies" dan "Islamic Quran Interpretations" adalah karya-karya dasar dari studi Islam modern di Eropa. 

Dia tidak bisa dicurigai mengejar agenda kolonialis dalam usahanya, sebab dia berbicara dengan jelas menentang 'Eropaisasi' dan 'perpindahan agama' dari Timur. 

Goldziher disebut seorang cendekiawan pakar Islam asal Hongaria dan dia dianggap sebagai pendiri kajian Islam modern di Eropa. Harapan Goldziher untuk membawa Eropa lebih dekat dengan Islam rupanya berbanding terbalik dengan upaya yang dilakukan Hongaria di masa kini. 

Saat ini, tingkat empati terhadap Islam dari seorang profesor di Universitas Budapest dan anggota Akademi Ilmu Pengetahuan Hongaria itu terdengar tidak nyata dan sedikit tidak masuk akal. 

Cita-cita Goldziher tentang dialog antara orang Eropa dan Muslim telah tersapu oleh perjuangan selama satu abad untuk hegemoni, upaya penaklukan, perang, dan kebencian.    

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement