REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Pengurus Gereja Pentakosta di Indonesia (GPdI) dan Persekutuan Gereja-Gereja Pentakosta Indonesia (PGPI) menyebut program Bantuan Operasional Tempat Ibadah (BOTI) dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menepis anggapan berbagai pihak yang menyebutkan Gubernur Anies Baswedan sebagai sosok intoleran.
Ketua Umum GPdI, pendeta Johny Weol, dalam keterangan di Jakarta, Ahad (20/3/2022), mengatakan sejumlah gereja yang mendapatkan bantuan operasional tersebut melalui program BOTI, bahkan diberikan juga pada sekolah minggu yang bermanfaat bagi pendeta dan guru.
Karenanya, Johny menilai bahwa anggapan bahwa Anies Baswedan sebagai sosok intoleran sangat keliru, pasalnya selama Anies memimpin Jakarta sangat berarti bagi para pengurus gereja.
"Jadi rumor mengenai beliau itu, saya kira hal keliru, sentuhan sosial beliau khususnya untuk gereja sangat berarti bagi kami. Saya masih ketua majelis daerah GPdI DKI Jakarta mewakili hampir 1.000 gembala, menyampaikan kepada pak Gubernur, terima kasih atas bantuan BOTI, Tuhan memberkati bapak, warga dan tugas-tugas kenegaraan," ujar Johny yang pendapatnya tersebar melalui sosial media dalam bentuk video.
Dalam video tersebut, Ketua Persekutuan Gereja-Gereja Pentakosta Indonesia (PGPI) Pendeta Jason Balompapueng turut memuji kepemimpinan Anies Baswedan di DKI Jakarta menunjukkan sosok nasionalis.
"Terima kasih kepada Bapak Gubernur DKI Jakarta, saudara boleh liat kabar yang didengar saudara keliru, beliau ini sangat nasionalis, keluarga nasional. Dengan Program BOTI menunjukan beliau memegang komitmen dan seorang yang sangat pluralism dan menjaga kerukunan umat beragama pantas sebagai pemimpin, Tuhan memberkati pak Gubernur DKI Jakarta," ujar Jason.
Terkait dengan program BOTI, Jason berharap agar bukan hanya diterapkan di DKI Jakarta, tapi juga dapat bisa diterapkan secara nasional."Saya bermimpi bagaimana BOTI ini bisa menjadi nasional," tutur Jason.