REPUBLIKA.CO.ID, 3 Cendekiawan Muslim Spesialis Mata Abad Pertengahan
Pengakuan Barat terhadap sumbangsih ilmuwan Muslim bagi dunia medis di bidang kesehatan mata tak terbantahkan.
Dokter spesialis mata dan sejarawan kedokteran Jerman ternama, Profesor Julius Hirschberg (1843-1925), pada Juli 1905, dia menegaskan fakta itu dihadapan peserta American Medical Association di California.
Penegasan tersebut tertuang dalam karyanya yang cukup monumental yakni //Ophthalmologists Arab.// Berikut ini tiga spesialis mata Muslim:
>Ali bin Isa
Ali bin Isa terkenal melalui //Memorial of Ophthalmology.// Karya ini dikompilasi dari sumber- sumber Yunani, yang memuat sepuluh risalah mata yang pernah ditulis Galen. Ali menambahkan pengetahuan baru.
//Tadzkiratul-Kahhalîn (Notebook of the Occulists)// juga termasuk karya Ali yang tersohor. Buku teks in terbaik dan terlengkap tentang penyakit mata.
>Ammar Ibn Ali al-Mosuli
Ammar, dari Mosul di Irak, penelitiannya terkenal sekitar 1010 Masehi. Karyanya berjudul //Kitâb al-Muntakhab fi 'ilaj al-'Ayn.// Bukunya tentang anatomi, patologi, dan menjelaskan enam kasus sejarah untuk operasi katarak dan kasus neuritis optik. Penemu operasi katarak dengan penyedotan, menggunakan jarum berongga halus yang dimasukkan melalui limbus (tempat kornea bergabung dengan konjungtiva). Ini adalah operasi terbaik pada masanya, bahkan masih dipraktikkan hingga kini.
>Ibn al-Haytham
Ibn al-Haytham, lahir pada 965 M, adalah yang pertama menjelaskan bahwa semua penglihatan dimungkinkan karena pembiasan sinar cahaya. Karya Ibnu al-Haytham diulang dan diperluas ahli matematika Persia Kamal al-Din l- Farisi (meninggal 1320 M).
Penulis: Ratna Ajeng Tejomukti
Pengolah: Nashih Nashrullah