REPUBLIKA.CO.ID, WALES – November ditetapkan sebagai Bulan Kesadaran Islamofobia yang membawa kesadaran penting terhadap Islamofobia. Tema tahun ini adalah 'Tanamlah Benih Perubahan'.
Tujuannya adalah untuk menekankan pentingnya bagaimana tindakan dapat berkontribusi pada perubahan besar.
Kolumnis Dr Jason Seewoodhary, mantan dokter umum di Worcestershire dalam tulisannya di Bromsgrove Advertiser pada Selasa (19/11/2024) menyampaikan, berangkat dari hal ini, saya ingin menjangkau semua anggota komunitas kami untuk memberikan pencerahan kepada Anda dengan informasi tentang bagaimana Islam telah membentuk pengobatan kontemporer dan secara positif mempengaruhi perawatan yang Anda terima untuk tetap sehat.
Ketika Anda memeriksakan diri ke salah satu rumah sakit setempat, membawa anak anda ke dokter anak atau menjalani prosedur operasi, kemungkinan besar anda mendapatkan manfaat dari hasil kerja dokter Muslim Abad Pertengahan yang telah meletakkan dasar praktik medis di Eropa.
Struktur rumah sakit NHS mengikuti model rumah sakit Islam abad kesembilan.
Pusat-pusat perawatan kesehatan awal ini memiliki kebijakan penerimaan terbuka untuk pasien dari semua latar belakang, tanpa memandang status sosial ekonomi atau demografi, mirip dengan prinsip-prinsip pendirian NHS kami.
Rumah sakit-rumah sakit ini dijalankan oleh tim staf administrasi yang besar dan diorganisasi ke dalam bangsal-bangsal berdasarkan jenis kelamin dan jenis penyakit.
Selain itu, rumah sakit Islam awal memelopori gagasan untuk memiliki apotek di tempat, prosedur tata kelola untuk memelihara catatan medis, tindakan pengendalian infeksi dan program pendidikan bagi mahasiswa kedokteran untuk mendapatkan pengalaman praktis di bawah bimbingan dokter yang serupa dengan pelatihan yang diberikan oleh rumah sakit lokal dan bedah umum kami kepada mahasiswa kedokteran dari universitas Birmingham dan Worcester.
Semua wanita dalam komunitas kami telah mendapat manfaat dari karya perintis Islam.
Kaum Muslim yang memperkenalkan bidang-bidang baru dalam penelitian medis dan praktik klinis, termasuk ginekologi, embriologi, dan fokus pada perawatan ibu dan anak.
Orang-orang Arab kuno berkontribusi pada diagnosis, pengobatan dan pencegahan penyakit seperti cacar dan campak.
Para dokter Muslim adalah orang pertama yang memasukkan pembedahan, yang saat itu merupakan disiplin ilmu terpisah, ke dalam studi kedokteran dan mengembangkan praktik dan tekniknya.
Adalah Dr Abu al-Qasim Khalaf ibn al-Abbas al-Zahrawi, yang dikenal sebagai 'Bapak Bedah' yang menemukan alat-alat bedah yang masih digunakan sampai sekarang, seperti jarum suntik, tang, gergaji tulang, dan gips.
Dia juga merupakan dokter pertama yang diketahui menandai sayatan pada kulit pasien yang menjadi prosedur standar hingga saat ini.
BACA JUGA: Keajaiban Tulang Ekor Manusia yang Disebutkan Rasulullah SAW dalam Haditsnya
Al-Zahrawi juga mempelopori metode penjahitan dan kauterisasi yang merupakan teknik bedah yang menggunakan energi panas atau arus listrik untuk menghancurkan jaringan.
Kauterisasi dapat digunakan untuk mengiris kulit, membunuh beberapa jenis tumor kecil atau menutup pembuluh darah untuk menghentikan pendarahan.
Islam yang memelopori dan mengembangkan anestesi umum untuk memastikan bahwa ketika anda menjalani operasi, anda tidak akan mengalami rasa sakit.