Senin 21 Mar 2022 13:57 WIB

Ukraina Tolak Serahkan Mariupol kepada Rusia 

Rusia minta pasukan Ukraina di kota Mariupol untuk menyerah.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Friska Yolandha
Tentara Ukraina berjalan di desa di luar Kyiv, Ukraina, Ahad (20/3/2022). Wakil Perdana Menteri Ukraina Iryna Vereshchuk menegaskan, pasukan negaranya yang tengah bertempur di kota Mariupol tidak akan mematuhi seruan Rusia untuk menyerah.
Foto: AP Photo/Vadim Ghirda
Tentara Ukraina berjalan di desa di luar Kyiv, Ukraina, Ahad (20/3/2022). Wakil Perdana Menteri Ukraina Iryna Vereshchuk menegaskan, pasukan negaranya yang tengah bertempur di kota Mariupol tidak akan mematuhi seruan Rusia untuk menyerah.

REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Wakil Perdana Menteri Ukraina Iryna Vereshchuk menegaskan, pasukan negaranya yang tengah bertempur di kota Mariupol tidak akan mematuhi seruan Rusia untuk menyerah. Hal itu pun telah disampaikan kepada Moskow.

“Tidak ada pertanyaan tentang penyerahan, peletakan senjata. Kami telah memberi tahu pihak Rusia tentang hal ini,” kata Vereshchuk pada Senin (21/3/2022), dilaporkan situs berita Ukrainska Pravda.

Baca Juga

Wali Kota Mariupol Piotr Andryushchenko juga menolak mematuhi seruan Rusia untuk menyerah. Andryushchenko mengatakan, dia tidak perlu menunggu sampai batas waktu pagi untuk menanggapi dan mengutuk Rusia.

Rusia telah menyerukan pasukan Ukraina yang terlibat pertempuran di kota Mariupol untuk meletakkan senjata. Moskow menyebut, bencana kemanusiaan yang mengerikan tengah berlangsung di sana. “Letakkan senjata kalian. Bencana kemanusiaan yang mengerikan telah berkembang,” kata Direktur Pusat Manajemen Pertahanan Nasional Rusia Kolonel Jenderal Mikhail Mizintsev dalam sebuah pengarahan yang diumumkan Kementerian Pertahanan Rusia, Ahad (20/3/2022).

Rusia menjamin keselamatan para tentara Ukraina yang bersedia meletakkan senjata mereka. “Semua orang yang meletakkan senjata dijamin bisa keluar dari Mariupol dengan aman,” ujar Mizintsev.

Mizintsev mengatakan, koridor kemanusiaan untuk warga sipil akan dibuka ke arah timur dan barat dari Mariupol pada pukul 10 pagi waktu Moskow pada Senin. “Ukraina memiliki waktu hingga pukul 5 pagi waktu Moskow untuk menanggapi tawaran koridor kemanusiaan dan meletakkan senjata,” ucapnya.

Sebelumnya Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan, pengepungan dan blokade yang dilakukan pasukan Rusia di kota Mariupol merupakan bentuk kejahatan perang. Menurutnya, tindakan Rusia tersebut bakal dicatat oleh sejarah. “Untuk melakukan ini (pengepungan) ke kota yang damai, apa yang dilakukan penjajah, adalah teror yang akan diingat selama berabad-abad yang akan datang,” kata Zelensky dalam sebuah pidato pada Ahad.

Mariupol telah menjadi sasaran serangan sejak Rusia melancarkan serangan ke Ukraina pada 24 Februari lalu. Ratusan ribu warga di sana kini menghadapi pengepungan dan blokade oleh pasukan Rusia.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement