REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM - Sepasang pria dan wanita di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat ditemukan tewas di dalam mobil yang sedang parkir di depan komplek pertokoan wilayah Rembiga. Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Kota Mataram Komisaris Polisi Kadek Adi Budi Astawa mengatakan pihaknya mengevakuasi dua sosok jenazah itu setelah mendapatkan informasi dari masyarakat.
"Pagi sekitar pukul 08.30 WITA kami mendapatkan laporan masyarakat terkait temuan dua sosok jenazah di sebuah mobil," kata Kadek Adi, Senin (21/3/2022).
Menindaklanjuti informasi tersebut, Tim Satreskrim Polresta Mataram bersama tim identifikasi dari kepolisian dan Rumah Sakit Bhayangkara Mataram langsung menuju lokasi temuan. "Dari hasil olah TKP (tempat kejadian perkara), kami membenarkan adanya kendaraan roda empat berisi dua orang dalam kondisi sudah tidak bernyawa. Dari mulut kedua korban juga ada keluar busa," ujarnya.
Dalam proses identifikasi di lokasi, polisi menemukan mobil dalam keadaan mesin masih hangat dan di dalamnya situasi dingin dengan kaca berembun. "Dari saksi pertama juga mengatakan kalau mobil ditemukan kali pertama dalam keadaan mesin masih menyala dan AC (penyejuk udara) menyala," ucapnya.
Saksi kedua menyatakan kendaraan roda empat tersebut sudah parkir sejak Ahad (20/3/2022) sore. "Jadi diperkirakan mobil menyala dan ber-AC selama delapan sampai 12 jam," ujar Kadek Adi.
Selain itu dari dalam mobil juga ditemukan pakaian dan makanan. Ada juga nota atau struk pembelian bahan bakar minyak di SPBU kawasan Mandalika. "Struk itu tertanggal 17 Maret," kata dia.
Perihal identitas kedua korban, diketahui bahwa jenazah perempuan berinisial K, asal Batulayar, Kabupaten Lombok Barat. Sedangkan untuk yang pria berinisial LH, asal Gunungsari, Kabupaten Lombok Barat. "Dari kartu identitas keduanya, si pria berstatus sudah menikah dan yang perempuan belum. Mereka berdua kelahiran tahun 1990," ucapnya.
Kedua jenazah telah dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Mataram. Untuk mengetahui penyebab meninggal dunia keduanya, dokter forensik sudah melakukan visum luar. "Dari dokter forensik sampaikan bahwa dari hasil cek fisik korban tidak ada indikator tanda-tanda kekerasan, sehingga kami berencana untuk melakukan pendalaman melalui autopsi," jelas Kadek Adi.
Namun dia memastikan langkah autopsi bisa dilakukan menunggu persetujuan pihak keluarga korban. "Jadi pihak keluarga kedua korban sudah kami kabarkan perihal berita duka ini. Jadi untuk autopsi atau tidak, itu kembali pada persetujuan pihak keluarga," kata dia.