Selasa 22 Mar 2022 15:31 WIB

BI Perkirakan Inflasi NTT Meningkat Tahun Ini

Tekanan inflasi meningkat sejalan dengan membaiknya aktivitas ekonomi.

Rep: ANTARA/ Red: Fuji Pratiwi
Layar memampilkan logo Bank Indonesia (BI). Kantor Perwakilan Bank Indonesia NTT memperkirakan inflasi di NTT meningkat pada tahun ini.
Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Layar memampilkan logo Bank Indonesia (BI). Kantor Perwakilan Bank Indonesia NTT memperkirakan inflasi di NTT meningkat pada tahun ini.

REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Nusa Tenggara Timur I Nyoman Ariawan Atmaja memperkirakan inflasi NTT meningkat pada 2022, tapi tetap berada dalam sasaran inflasi nasional 3 persen secara year on year (yoy).

"Tekanan inflasi meningkat sejalan dengan membaiknya aktivitas ekonomi pascavaksinasi yang mempengaruhi permintaan," kata Ariawan dalam keterangan tertulis yang diterima di Kupang, Selasa (22/3/2022).

Baca Juga

Ariawan menjelaskan, inflasi di NTT pada 2022 diperkirakan meningkat di kisaran 2,37 persen atau masih dalam sasaran inflasi nasional sebesar 3 persen. Berdasarkan disagregasinya, kata dia, tekanan inflasi diperkirakan terjadi pada komponen volatile food dan administered prices.

Ia mengatakan inflasi di NTT memasuki 2022 masih terkendali. Pada Februari, NTT mengalami inflasi sebesar 0,51 persen (m-to-m) yang didorong kenaikan harga bahan makanan seperti kangkung, ikan kembung, sawi hijau, tomat, dan bayam.

"Jadi komoditas hortikultura mendominasi penyebab inflasi di NTT," kata dia.

Ariawan mengatakan BI optimistis kondisi inflasi di NTT di 2022 dapat dikendalikan melalui peran Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) di provinsi berbasiskan kepulauan itu. "Harapan kita harga-harga tetap terkendali. Kita akan bergerak secara solid melalui TPID provinsi dan kabupaten/kota dan juga Satgas Pangan," kata Airawan.

Ia juga meminta masyarakat setempat tidak khawatir berlebihan karena pasokan barang-barang kebutuhan tersedia, harga terjangkau, dan pemerintah akan melakukan operasi pasar dalam rangka murah maupun ketersediaan pasokan.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement