REPUBLIKA.CO.ID, MUKOMUKO -- Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, akan turun ke toko dan pasar tradisional untuk menelusuri informasi terkait minyak goreng palsu yang diduga beredar di daerah ini. Dinas setempat baru mengetahui tentang kabar tersebut.
"Kami nanti akan turun ke toko dan pasar nantinya, apakah betul atau tidak ada minyak goreng palsu beredar di daerah ini," kata Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan Usaha Kecil Menengah Kabupaten Mukomuko, Ruri Irwandi, dalam keterangannya di Mukomuko, Selasa (22/3/2022).
Ia mengatakan hal itu menanggapi informasi dari berbagai pihak terkait dugaan minyak goreng palsu beredar di toko dan pasar tradisional yang tersebar di 15 kecamatan daerah ini. Selain itu, ujar dia, pihaknya perlu berkoordinasi dengan satuan tugas (satgas) atau tim terkait dengan kegiatan pengawasan barang beredar di daerah ini, termasuk pengawasan minyak goreng palsu.
"Pemerintah setempat akan membentuk satgas atau tim khusus untuk melakukan pengawasan barang beredar di toko dan pasar tradisional yang tersebar di daerah ini," ujarnya.
Ia mengatakan, anggota satgas atau tim pengawasan barang beredar di daerah ini terdiri dari berbagai instansi dari kepolisian, TNI, kejaksaan dan instansi terkait lainnya.Untuk sementara ini, lanjutnya, pihaknya belum bisa memastikan ada atau tidak minyak goreng palsu beredar di daerah ini karena baru informasi dan belum riil ditemukan di lapangan. Kendati demikian, ia menyatakan, masyarakat setempat tetap harus jeli dan berhati-hati dalam membeli minyak goreng di toko dan pasar tradisional di daerah ini.
"Sebelumnya membeli minyak goreng sebaiknya masyarakat cek betul, kemungkinan ada perbedaan antara minyak goreng yang asli dan palsu dari kemasan dan merk minyak goreng tersebut," ujarnya. Masyarakat setempat diminta berhati-hati membeli minyak goreng, termasuk berbagai produk lainnya yang sudah habis masa berlakunya atau kedaluwarsa menjelang bulan Ramadhan tahun ini.