REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tampilnya Ketua DPR RI Puan Maharani di sidang forum parlemen dunia atau Inter Parliamentary Union (IPU) ke-144 dinilai sebagai representasi anak muda. Pengamat Hubungan Internasional Cakramandala Institute, Adhe Nuansa Wibisono, mengatakan tidak hanya memberikan ruang berbicara bagi anak muda, tetapi Puan juga mengangkat isu-isu yang familiar dihadapi anak muda saat ini di forum tersebut.
"Misal topik tentang peduli lingkungan dan perubahan iklim dan kepemimpinan muda ikut dibahas di acara itu. Anak muda sekarang akrab dengan isu-isu tersebut. Apalagi isu tersebut sudah menjadi isu global," ujar adhe.
Sidang IPU ke-144 digelar 20 Maret hingga 24 Maret di Nusa Dua, Bali. Anak muda ikut diberi kesempatan berbicara di momen internasional itu. Adhe mengatakan panggung yang diberikan bagi anak muda ini merupakan tindakan positif dan patut diapresiasi.
Dengan mengundang anak-anak muda, artinya memberikan ruang bagi anak muda untuk didengar suaranya. "Ini adalah hal positif dan baik. Puan dengan kata lain mencoba mendengar suara dari anak muda," kata dia.
Menurutnya, IPU adalah forum yang besar, strategis, dan berskala internasional. Ini tentu bisa menjadi kesempatan baik jika anak muda diberi ruang. Melalui forum ini, masyarakat global dan Indonesia diharapkan akan lebih mendengar suara anak muda.
Dalam forum itu, Ketua DPR mengundang aktivis muda peduli lingkungan, Melati Wijsen. Melati yang merupakan penggagas gerakan plastik Bye Bye Plastics Bags menggagas pengurangan pemakaian plastik dalam keseharian. Selain Melati, Puan mengundang Ketua Forum Parlemen Muda Dunia, Sahar Albazar, dari Mesir yang menyampaikan isu kepemimpinan anak muda.
Sidang IPU juga menyuarakan isu lain terkait perdamaian dunia. Perang Ukraina dan Rusia diharapkan bisa segera diakhiri yang kemudian disusul perundingan dan gencatan senjata. Selain itu, Ketua DPR juga menyerukan dukungan kemerdekaan Palestina.