REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gastro Esophageal Reflux Disease (GERD) dan serangan jantung memiliki satu gejala yang hampir mirip, yaitu perasaan tidak nyaman di area dada. Akan tetapi, gejala serangan jantung sering kali disalahartikan sebagai GERD, sehingga sebagian orang menganggap GERD merupakan penyakit yang mematikan.
"Bilang meninggal karena GERD, tapi ternyata jantungnya," lanjut dokter spesialis gastroenterologi dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia-RS Cipto Mangunkusumo Prof Dr dr Ari Fahrial Syam SpPD-KGEH dalam virtual media briefing bersama Wellesta CPI beberapa waktu lalu.
Prof Ari mengatakan bahwa GERD tidak menyebabkan kematian secara langsung. Akan tetapi, GERD yang tidak diobati bisa memicu komplikasi yang berbahaya.
Salah satu di antaranya adalah kanker kerongkongan. Akan tetapi, kasus GERD yang berkembang menjadi kanker kerongkongan terbilang jarang.
Yang menjadi masalah, serangan jantung terkadang memunculkan gejala yang mirip seperti gejala heartburn pada kasus GERD. Hal ini bisa memicu kerancuan dan berisiko membuat kasus serangan jantung terlambat ditangani.
Memang tidak semua gejala heartburn merupakan serangan jantung. Meski begitu, jangan ragu untuk mendatangi unit gawat darurat dan menjalani evaluasi bila mengalami gejala tersebut.
"Bila Anda merasakan gejala yang tidak Anda ketahui dengan pasti, pergi ke dokter," ungkap Harvard Medical School.