REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Maag dan gastroesophageal reflux disease (GERD) adalah dua penyakit berbeda. Tidak seperti maag, GERD biasanya justru tidak menunjukkan gejala di lambung.
"Penyakit maag hanya terjadi di lambung dengan gejala seperti nyeri uluhati, begah, mual, muntah, kembung, cepat kenyang, dan sendawa," jelas Prof Dr dr Ari Fahrial Syam SpPD-KGEH dalam webinar, dikutip Senin (14/2/2022).
Lalu, apa bedanya dengan GERD? Prof Ari mengatakan, GERD adalah naiknya asam lambung ke kerongkongan atau balik arah. Gejala utama dari GERD adalah rasa panas di dada dan mulut terasa pahit.
"Bisa juga telinga berdenging, hidung tersumbat, gigi ngilu itu lebih ke GERD," ungkap dokter spesialis gastroenterologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia-RS Cipto Mangunkusumo (RSCM) ini.
Orang bisa kena GERD dan maag sekaligus. Akan tetapi, kalau murni GERD, penderitanya biasanya tidak memiliki gejala di lambung.
Prof Ari mengatakan, GERD dan maag bukanlah penyakit seumur hidup. Keduanya bisa dikendalikan dan disembuhkan. Dalam proses penyembuhannya, hal yang wajib dilakukan penderita menghindari faktor risiko dan pencetus terjadinya kekambuhan.
"Kalau maag, kumannya kita bersihkan, kita obati. GERD juga bisa sembuh, dua bulan diobati dia sembuh, terus diharus jaga makannya," ujar Prof Ari.