Rabu 23 Mar 2022 11:11 WIB

Harga Emas Turun Tertekan Naiknya Suku Bunga, Saatnya Beli?

Mnex Investindo Futures sebut emas sangat sensitif terhadap kenaikan suku bunga AS

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Pramuniaga menunjukkan emas untuk investasi atau batangan Antam di sebuah gerai emas di Malang, Jawa Timur. Harga emas dibuka melemah pada perdagangan Rabu (23/3). Monex Investindo Futures mengatakan ekspektasi kenaikan suku bunga menjadi sentimen negatif bagi pergerakan emas.
Foto: ANTARA/Ari Bowo Sucipto
Pramuniaga menunjukkan emas untuk investasi atau batangan Antam di sebuah gerai emas di Malang, Jawa Timur. Harga emas dibuka melemah pada perdagangan Rabu (23/3). Monex Investindo Futures mengatakan ekspektasi kenaikan suku bunga menjadi sentimen negatif bagi pergerakan emas.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Harga emas dibuka melemah pada perdagangan Rabu (23/3). Monex Investindo Futures mengatakan ekspektasi kenaikan suku bunga menjadi sentimen negatif bagi pergerakan emas. 

Sebagai informasi, harga emas Antam hari ini turun Rp 5.000 menjadi Rp 984.000 per gram. Sementara harga buyback juga turun sebesar Rp 5.000 menjadi Rp 887.000 per gram.

"Harga emas melemah karena tertekan oleh Pidato The Fed yang terus menggelembungkan ekspektasi kenaikan suku bunga yang lebih cepat," kata Monex Investindo Futures dalam risetnya, Rabu (23/3). 

Mnex Investindo Futures mengatakan emas sangat sensitif terhadap kenaikan suku bunga AS. Hal ini meningkatkan biaya peluang memegang emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil.

Ketua The Fed Jerome Powell mengatakan pada Senin (21/3) lalu bahwa pembuat kebijakan perlu bergerak secepatnya karena inflasi semakin memanas. The Fed pun meningkatkan kemungkinan kenaikan suku bunga sebesar 50 basis poin (bps).

Meski demikian, kelanjutan dari krisis Ukraina-Rusia berpeluang membatasi penurunan harga emas. Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy yang sebelumnya melonggarkan mengatakan pembicaraan dengan Rusia sulit bahkan terkadang konfrontatif.

Di sisi lain, perang meningkat di Mariupol. Patut diperhatikan bahwa Moskow berhasil membayar tagihan imbal hasil obligasi Euro tahap kedua dalam mata uang dolar AD dan menghindari gagal bayar untuk kedua kalinya berturut-turut.

Ke depan, pidato Ketua The Fed Jerome Powell akan sangat penting bagi pasar di tengah pembicaraan kenaikan suku bunga yang agresif. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement