REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- JP Morgan Sekuritas menaikkan proyeksi indeks harga saham gabungan (IHSG) menjadi 8.600 pada 2025, dari proyeksi sebelumnya di level 7.500—8.000. Hal itu didorong adanya potensi kembalinya arus modal asing ke pasar emerging market seperti Indonesia.
“Indeks JCI (IHSG) telah melonjak sebesar 27 persen selama enam bulan terakhir, mengungguli MSCI AxJ sebesar 5 persen, dan baru-baru ini mencapai titik tertinggi sepanjang masa (all time high/ATH) di 8.125,” tulis JP Morgan dalam laporannya yang dipimpin oleh Head of Indonesia Research & Strategy JP Morgan Indonesia Henry Wibowo, dikutip Ahad (5/10/2025).
Kinerja tersebut dinilai sebagian besar didorong oleh investor ritel dan domestik, ditunjukkan oleh tingkat partisipasi ritel sebesar 50—52 persen pada Juli dan Agustus 2025, level tertinggi sejak Maret 2022.
Henry menjelaskan, proyeksi IHSG ke level 8.600 lantaran JP Morgan meyakini potensi kembalinya arus modal ke negara-negara berkembang. Terutama mengingat valuasi Indonesia yang terjangkau. Tercatat saat ini valuasi Indonesia price to earnings ratio (PER) IHSG sebesar 12 kali atau 1,5 kali standar deviasi, di bawah rata-rata 10 tahun.
“Oleh karena itu, kami menaikkan target dasar IHSG 12 bulan menjadi 8.600,” ungkapnya. Ia juga menyampaikan menaikkan target dasar MXID 12 bulan menjadi 6.700 pada akhir 2025 dibandingkan target sebelumnya 6.100.