Polres Boyolali Belum Temukan Indikasi Penyimpangan Minyak Goreng
Red: Muhammad Fakhruddin
Polres Boyolali Belum Temukan Indikasi Penyimpangan Minyak Goreng (ilustrasi). | Foto: ANTARA/Aloysius Jarot Nugroho
REPUBLIKA.CO.ID,BOYOLALI -- Kepala Polres Boyolali AKBP Asep Mauludin mengatakan Satgas Pangan Polres Boyolali terus melaksanakan pengecekan peredaran minyak goreng curah di pasar-pasar tradisional, tetapi sejauh ini, belum menemukan adanya indikasi penyimpangan di wilayah hukumnya.
"Kami selama ini, belum menemukan adanya penyimpangan dalam pendistribusian minyak goreng curah yang kini stoknya masih terbatas," kata Kapolres, di Boyolali, Kamis (24/3/2022).
Kapolres menjelaskan Satgas Pangan Polres Boyolali terdiri dari anggota Satuan Intelkam dan Satuan Reskrim. Satuan Intelkam bertugas sebagai Satgas pendeteksi dan Satreskrim Satgas pengawasan dan penindakan.
Satgas Pangan Polres Boyolali kegiatan pemantauan masih terus berjalan, karena harus melaporkan ke Polda Jateng perkembangan dari pengecekan di lapangan terkait ketersediaan minyak goreng dan harga.
Selain itu, Satgas Pangan Polres Boyolali bersama Dinas Perdagangan dan Pasar setempat terus melakukan monitoring persediaan barang dan perkembangan harga-harga kebutuhan pokok menjelang Ramadan. "Pengecekan stok dan harga dilakukan di pasar tradisional dan toko-toko modern terus dilakukan termasuk minyak goreng," kata Kapolres.
Namun, pihaknya hingga sekarang belum menemukan adanya penyimpangan di lapangan. Untuk ketersediaan minyak goreng saat ini, sudah mulai banyak di pasar dan masyarakat tidak perlu khawatir terjadi kelangkaan.
Polres Boyolali akan melakukan koordinasi dengan Dinas Perdagangan dan Pasar Pemkab setempat untuk mengawal kegiatan dari pemerintah daerah dalam rangka ketersediaan barang dan perkembangan harga.
"Satgas pangan Polres Boyolali akan mengikuti atau mendampingi dinas terkait untuk mengecekkan kondisi pendistribusian minyak goreng dan harga di pasar-pasar untuk mengantisipasi adanya penyimpangan," kata Kapolres.
"Namun, kami belum menemukan adanya penyimpangan pendistribusian minyak goreng curah ke pasar-pasat di Boyolali. Kami akan terus mengawal pendistribusian dari distributor ke pedagang besar, pengecer hingga konsumen," katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan dan Pasar Kabupaten Boyolali Karseno menjelaskan masalah stok minyak goreng curah di Boyolali yang sulit dicari dan pada umumnya di wilayah Solo Raya juga sama.
Stok minyak goreng curah memang terbatas dan Boyolali tidak ada distributor. Jadi jelas dengan hal tersebut Boyolali harus menunggu pasokan dari sales itu, dari Solo, Klaten, Salatiga, Semarang dan daerah lainnya.
Namun, pihaknya meminta kepada para pedagang agar mentaati Surat Edaran Kemendag terkait HET dengan harga Rp14.000/liter atau Rp15.500/kg. Operasi pasar (OP) untuk sementara dihentikan di daerah masing-masing karena minyak goreng kemasan sudah didistribusikan normal dan harga sesuai mekanisme pasar.
"Kami belum menemukan adanya indikasi penimbunan minyak goreng selama ini, kami berharap hal itu, tidak ada di Boyolali," katanya.