REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia akan kembali hadir di London Book Fair (LBF) setelah sebelumnya menjadi market focus pada ajang yang sama pada 2019 lalu. Kehadiran Indonesia kali ini diharapkan dapat menjadi momentum kebangkitan industri perbukuan nasional setelah dua tahun terdampak oleh pandemi Covid-19.
"Kehadiran di London Book Fair tahun ini diharapkan menjadi tonggak pertama kebangkitan industri perbukuan nasional setelah dua tahun terdampak pandemi," kata Ketua Umum Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi) Arys Hilman Nugraha dalam konferensi pers bersama Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) di Jakarta, Senin (28/3/2022).
Menurut Arys, sejak menjadi guest of honor (GoH) pada Frankfurt Book Fair 2015, perhatian masyarakat internasional tertuju kepada dunia perbukuan Indonesia. Indonesia kemudian menjadi Country of Focus pada Asian Festival of Children’s Content 2017 di Singapura, GoH di Kuala Lumpur International Book Fair 2018.
Pada 2022 ini, Indonesia akan kembali hadir di LBF untuk mengikat kembali dan mengukuhkan perhatian tentang industri perbukuan bangsa. Lebih dari 250 judul buku unggulan telah dipilih untuk ditampilkan pada kegiatan yang berlangsung 5-7 April 2022 itu.
"Sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, LBF akan diselenggarakan di Olympia London dan kali ini diikuti sekitar seribu peserta dari 60 negara," kata Arys.
Arys mengatakan, momentum itu harus dimanfaatkan dengan baik agar industri perbukuan Indonesia dapat bangkit dan naik luar biasa seperti negara-negara sebelumnya pernah berada di posisi serupa pada ajang pameran perbukuan internasional. Dari Asia, ada dua negara yang berhasil memanfaatkan status market focus atau GoH, yakni China dan Korea.
"Mereka menerjemahkan buku-buku ke dalam bahasa-bahasa internasional melalui pembentukan lembaga penerjemahan atau pengadaan translation funding program," kata dia.
Selain akan mengikuti LBF 2022, Ikapi sebagai asosiasi para penerbit nasional juga akan menggelar sejumlah kegiatan perbukuan pada tahun ini. Kegiatan-kegiatan itu, yakni Festival Hari Buku Nasional pada 17-22 Mei, Islamic Book Fair pada 3-7 Agustus, dan Indonesia International Book Fair (IIBF) pada 9-13 November.
Pada tahun ini pula, kata Arys, Jakarta akan menjadi tuan rumah penyelenggaraan kongres asosiasi penerbit sedunia, IPA World Congress. Kongres tersebut akan berlangsung pada waktu yang bersentuhan dengan penyelenggaraan IIBF yaitu 10-12 November 2022.
"Ikapi berharap perbukuan Indonesia tidak saja memukau pada ajang pameran di luar negeri. Kita pun harus menjadi tuan rumah yang memesona di negeri sendiri," ungkap Arys.
Terkait keikutsertaan Indonesia pada LBF 2022, Menparekraf Sandiaga Uno mengaku bangga atas partisipasi Ikapi beserta delapan penerbit dan dua agen literasi. Dia berharap, apa yang sudah dilakukan dengan para pihak terkait dapat menjadi menjadi awal kebangkitan industri perbukuan Indonesia.
"Minat baca ini akan menentukan bagaimana suatu negara bisa meningkatkan sumber daya manusianya," tutur Sandiaga.
Sandiaga juga menyatakan, pemerintah ingin turut hadir mendorong industri perbukuan. Sebab, kata dia, efek penggandanya akan berdampak luar biasa, baik itu terhadap lapangan kerja, generasi muda yang gemar membaca, dan peningkatan sumber daya manusia yang dapat menjadi lebih baik lagi di masa depan.
"Multiplier effect-nya luar biasa. Lapangan kerja, generasi muda yang gemar membaca, dan tentunya peningkatan sumber daya manusia kita yang (bisa) memiliki skill lebih baik ke depan," tutur Sandiaga.