REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Pemerintah Australia akan meningkatkan pengeluaran untuk pertahanan dan keamanan nasional, sekaligus mengurangi pengeluaran rumah tangga negara. Bendahara negara, Josh Frydenberg mengatakan, peningkatan belanja negara untuk pertahanan didorong oleh invasi Rusia ke Ukraina, serta ancaman militer China.
"Investasi lebih lanjut dalam pertahanan dan keamanan nasional, mencerminkan tantangan yang sekarang kita hadapi," ujar Frydenberg.
Anggaran untuk tahun fiskal yang dimulai 1 Juli dibuat menjelang pemilihan umum yang dijadwalkan pada 21 Mei. Perdana Menteri Scott Morrison akan kembali mencalonkan diri untuk periode selanjutnya.
Pemerintah diperkirakan akan mengurangi pajak bensin sebesar 44,2 sen Australia per liter. Hal ini didorong oleh meningkatnya inflasi, dan melonjaknya harga minyak dunia.
"Dengan cara yang bertanggung jawab, kami akan memberikan bantuan biaya hidup,” kata Frydenberg.
Australian Institute for Petroleum mengatakan, pekan lalu rata-rata harga bensin nasional turun 5,8 sen Australia minggu lalu menjadi 2,06,7 dolar Australia per liter. Para ekonom memperkirakan, Australia mengalami defisit antara 80 miliar dolar Australia hingga 70 miliar dolar Australia untuk tahun fiskal berjalan. Jumlah tersebut menurun dibandingkan dengan defisit yang diprediksi oleh pemerintah pada bulan Desember, yaitu 99,2 miliar dolar Australia.
-
Masuki Perairan Secara Ilegal, Militer Israel Dilaporkan Culik Nelayan Lebanon
-
-
Kamis , 05 Jun 2025, 10:55 WIB
Veto AS Atas Resolusi Gencatan Senjata di Gaza Dikecam, China Sangat Kecewa
-
Kamis , 05 Jun 2025, 06:10 WIB
Alami Penurunan Angka Kelahiran, Vietnam Akhiri Kebijakan Dua Anak
-
Kamis , 05 Jun 2025, 05:49 WIB
Pejuang Palestina Habisi Penjajah dari Darat dan Udara
-
Kamis , 05 Jun 2025, 05:06 WIB
AS Lagi-Lagi Veto Resolusi Gencatan Gaza di DK PBB
-