REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON – Bank Dunia, pada Selasa (29/3/2022), telah menunda empat proyek senilai 600 juta dolar AS di Afghanistan. Hal itu diumumkan tak lama setelah Taliban kembali melarang anak perempuan Afghanistan bersekolah.
Empat proyek yang ditunda akan fokus pada bidang pertanian, pendidikan, kesehatan, dan mata pencaharian. Proyek-proyek tersebut bakal didanai Afghanistan Reconstruction Trust Fund (ARTF) atau Dana Perwalian Rekonstruksi Afghanistan yang telah diubah.
Namun pedoman Bank Dunia mengharuskan semua kegiatan yang dibiayai ARTF mendukung akses ke dan kesetaraan layanan bagi perempuan Afghanistan. Sementara saat ini, anak-anak perempuan di sana dilarang kembali bersekolah di sekolah menengah umum. Akibatnya, Bank Dunia memutuskan menunda keempat proyek tersebut.
Bank Dunia mengungkapkan, keempat proyek akan dipresentasikan kepada donor ARTF untuk disetujui hanya ketika mereka dan para mitra internasionalnya memiliki pemahaman yang lebih baik tentang situasi serta keyakinan bahwa tujuan proyek dapat dipenuhi. Belum jelas kapan hal itu bakal terjadi.
Pada 1 Maret lalu, Dewan Eksekutif Bank Dunia menyetujui rencana penggunaan lebih dari 1 miliar dolar dari dana ARTF untuk membiayai program pendidikan, pertanian, kesehatan, dan mata pencaharian bagi masyarakat Afghanistan. ARTF dibekukan pada Agustus tahun lalu, yakni ketika Taliban merebut kekuasaan di Afghanistan.
Ketika setuju membebaskan dana ARTF untuk proyek-proyek baru yang akan dilaksanakan oleh badan-badan PBB, Bank Dunia berharap mereka bisa memastikan bahwa anak perempuan dan perempuan di Afghanistan bisa mendapat manfaat dari dukungan tersebut.