REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG—Menjelang Ramadhan dan Idul Fitri, Pemerintah Kota Bandung bertekad untuk menjaga stabilitas harga bahan pokok. Salah satu bahan pokok yang menjadi perhatian yaitu minyak goreng curah. Pasalnya, saat ini stok minyak goreng curah mulai menipis.
Hal itu terungkap saat Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung dan DPRD Kota Bandung meninjau Pasar Sederhana, Rabu 30 Maret 2022. Untuk mengantisipasi kelangkaan, Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kota Bandung segera berkoordinasi dengan sejumlah distributor minyak goreng curah."Kita segera mengundang mereka untuk memberi penjelasan soal hal itu," kata Kepala Disdagin Kota Bandung, Elly Wasliah di di Pasar Sederhana.
Sementara itu, Ketua DPRD Kota Bandung, Tedy Rusmawan mengungkapkan, jelang Ramadhan 1443 Hijriah secara umum stok bahan pokok cukup tersedia. Namun menurutnya, salah satu bahan pokok yang masih rentan alami kelangkaan dan kenaikan harga adalah minyak goreng curah. Di pedagang, harga minyak curah di angka Rp 25.000 per kilogram, kata dia.
"Hampir sama dengan harga kemasan. Kita ingin memberikan dorongan ke pemerintah pusat ternyata distribusi minyak curah ini sangat terbatas mendekati kosong," katanya.
"Minyak curah kenaikan signifikan dan paling menjadi catatan karena minyak goreng curah harganya mendekati minyak goreng kemasan," imbuhnya.
Kepala Bulog Cabang Bandung Yuliani Alzam mengatakan, hingga saat ini minyak goreng masih menjadi komoditas yang diantisipasi kelangkaan dan kenaikan harganya, merujuk pada kenaikan harga pajak penambahan nilai (ppn) menjadi 11 persen. Bulog Cabang Bandung, kata dia, terus mengupayakan agar pasokan minyak goreng terus mencukupi bahkan hingga idul fitri mendatang.
“Kalau minyak selalu sebelum habis saya pasti order lagi, kaya ini sebenarnya harusnya datang 3.000 dus tapi mungkin karena ada peraturan pajak 11 persen akhirnya mereka (distributor) menunda kirim sampai awal april nanti padahal kami udah PO itu dari 2 minggu lalu,” kata Yuli saat ditemui di Kompleks Pergudangan Bulog, Gedebage, Kota Bandung, Kamis (31/3/2022).
Dia mengatakan, meski ada kekhawatiran adanya perubahan pengenaan pajak yang dapat menyebabkan kenaikan harga minyak goreng, namun Yuli memastikan bahwa Bulog akan mengupayakan agar harga minya goreng dapat tetap terjangkau bagi masyarakat. “Kalau ppn berubah berarti bakal ada kenaikan tapi kami bisa yakinkan kalau di kami akan lebih murah dari yang lain karena kan itu buat masyarakat,” ujarnya memastikan.
Sebelumnya, Pemerintah telah resmi menghapus kebijakan harga eceran tertinggi (HET) minyak goreng kemasan sebesar Rp 14.000 per liter mulai 16 Maret 2022. Pencabutan HET menyebabkan harga minyak goreng kemasan di tingkat konsumen melambung tinggi. Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional mencatat rata-rata harga minyak goreng kemasan bermerk 1 (per kg) harian di pasar modern di beberapa provinsi telah menyentuh angka Rp 19.725 per kg pada Jumat (25/3/ 2022).
Meski begitu, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengklaim, tarif PPN 11 persen masih tergolong rendah dan berada di bawah rata-rata global. “Kalau rata-rata PPN di seluruh dunia itu ada di 15 persen, kalau kita lihat negara OECD dan yang lain-lain, Indonesia ada di 10 persen. Kita naikkan 11 persen, dan nanti 12 persen pada tahun 2025,” ujar Sri Mulyani dalam keterangan resminya, Selasa (22/3). Meski diklaim rendah di skala global, namun tarif PPN 11 persen itu sesungguhnya merupakan kedua tinggi di kawasan Asia Tenggara.