Ahad 03 Apr 2022 13:15 WIB

Doa Buka Puasa Allahummalakashumtu Berasal dari Hadis Dhaif, Bolehkah Diucapkan?

Ulama berbeda pendapat mengenai berdoa dengan sumber riwayat yang kurang shahih

Rep: Achmad Syalaby Ichsan/ Red: Partner
.
.

Doa berbuka puasa Ramadhan yang amat populer di tengah masyarakat Indonesia yakni Allahumma laka shumtu wabika amantu wa'ala rizqika afthartu. Doa tersebut kerap memenuhi layar kaca selepas Adzan Maghrib berkumandang.

Sayangnya, Ustaz Ahmad Sarwat dalam bukunya Fiqih Ramadhan menjelaskan, lafaz doa buka puasa yang memang sangat populer itu banyak kelemahannya. Bunyinya adalah:

اللهم لك صمت وعلى رزقك أفطرت

Ya Allah, untuk-Mu aku berpuasa dan atas rezeki dari-Mu aku berbuka

Hadits ini diriwayatkan oleh Abu Daud, At- Thabarani dan Ad-Daaruquthuny dengan sanad yang lemah, bahkan satu dengan lainnya tidak bisa saling menguatkan. Lafaznya pun berbeda-beda. Menurut versi riwayat Abu Daud dan lainnya seperti Ibnul Mubarak dalam Al-Zuhd, atau seperti Al-Baihaqi, Ibnu Abi Syaibah lewat jalur Mu'az bin Zahrah adalah: Apabila nabi SAW berbuka puasa, beliau

mengucakan:

اللهم لك صمت وعلى رزقك أفطرت

Allahumma laka shumtu, wa 'ala rizqika afthartu."

Dalam hadits ini ada 'illat, yaitu ketidakjelasan identitas Muaz. Ibnu Hajar mengatakan hadits ini maqbul bila ada ikutannya, bila tidak maka hadits ini lemah sanadnya dan mursal (tidak ada perawi dari golongan sahabat). Hadits mursal menurut pendapat yang rajih dari mazhab As-Syafi'i dan Ahmad tidak bisa dijadikan hujjah.

Ini berbeda dengan metodologi Imam Malik yang sebaliknya dalam masalah hadits mursal. Hadits ini juga tidak punya shawahid yang mengangkatnya mencapai derajat hasan. Imam At-Thabarani meriwayatkannya di dalam kitab Ash-Shaghir dan Awsath, lewat jalur Daud bin Az-Zabarqan dengan lafadz:

Apabila nabi SAW berbuka puasa, beliau mengucakan:

"Bismillahi allahumma laka shumtu, wa 'ala rizkika afthartu."

Imam Al-Hafidz mengomentari Daud sebagai orang yang matruk (riwayatnya ditinggalkan). Abu Daud juga memvonisnya sebagai matruk. Ad-Daruquthuny, Ibnussunni dan At- Tahabari meriyawatkan juga lewat jalur Abdul Malik bin Harun. Namun Az-Zahab mengomentari Abdul Malik sebagai orang yang ditinggalkan riwayatnya. Lafaznya:

اللهم لك صمنا وعلى رزقك أفطرنا اللهم تقبل منسسا إنسسك أنت السميع العليم

Allahumma laka shumna, wa 'ala rizkika aftharna, Allahumma taqabbal minna innaka antas samiul-alim.

Syeikh 'allamah Al-Albani di dalam Al-Irwa' jilid 4 halaman 36 telah menetapkan kedhaifannya.

Meski sebagian besar ulama menilai sanad hadits ini lemah bahkan cenderung dhaif, apakah kita masih diperkenankan berdoa dengan lafaz Allahummalakashumtu? atau memang berdoa hanya dengan lafaz yang berasal dari nash Alquran dan hadits?

Menurut Ustaz Sarwat, para ulama berbeda pendapat tentang hukum berdoa dengan menggunakan lafaz hadits yang derajat keshahihannya masih menjadi perdebatan. Sebagian mengatakan tidak boleh berdoa kecuali hanya dengan lafaz doa dari hadits yang sudah dipastikan keshahihannya. Namun sebagian yang lain mengatakan tidak mengapa bila berdoa dengan lafaz dari riwayat yang kurang dari shahih.

Dalam lafaz doa secara umum, pada dasarnya malah dibolehkan berdoa dengan lafaz yang digubah sendiri. Apalagi ada kecenderungan bahwa lafaz itu diucapkan oleh Rasulullah SAW.

sumber : https://maktabu.republika.co.id/posts/94136/doa-buka-puasa-allahummalakashumtu-berasal-dari-hadis-dhaif-bolehkah-diucapkan-
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement