REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Keluarga di Gaza pada Ramadhan ini harus berjuang menghadapi harga pangan yang terus naik. Selama dua bulan berturut, pasar Gaza menjadi saksi kenaikan harga yang disebut-sebut belum pernah terjadi sebelumnya.
Harga bahan makanan, terutama unggas, yang terus naik memaksa keluarga berpenghasilan rendah di Gaza mendiversifikasi apa yang bisa mereka makan sebagai kudapan selama bulan suci Ramadhan.
Untuk pertama kalinya dalam lebih dari 15 tahun, harga satu kilogram daging ayam mencapai 5 dolar AS atau setara Rp 71.700. Di sisi lain, harga sayuran meningkat secara signifikan menjadi setidaknya 1 dolar AS per kilogram, atau setara Rp 14.300.
"Karena kenaikan ini, saya tidak bisa memasak ayam untuk anak-anak selama tiga hari berturut-turut di bulan suci Ramadhan,” ujar seorang ibu dari kota Beit Hanoun di Jalur Gaza utara, Halima al-Kafarneh, dikutip di The New Arab, Selasa (5/4/2022) .
Pada hari pertama Ramadhan, biasanya ia akan memasak daging untuk anak-anaknya. Namun, hal tersebut tidak bisa ia lakukan tahun ini karena kondisi harga pangan dan apa yang ia sebut sebagai keserakahan para pedagang dan kegagalan pemerintah.
Ibu dari tujuh anak yang berusia 45 tahun itu menyebut kondisi semakin parah dengan kenaikan harga sembako, termasuk sayur-sayuran, keju dan susu.
Ia juga menyebut hanya mampu membeli bahan makanan dalam jumlah minimum, yang menghalanginya mendiversifikasi apa yang bisa dimasak untuk anak-anaknya yang berpuasa lebih dari 14 jam sehari.