REPUBLIKA.CO.ID, REJANG LEBONG -- Wakil Ketua I DPRD Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu, Surya meminta perajin kolang-kaling di daerah itu yang saat ini produknya mulai diekspor ke Filipina agar menjaga kualitas barang yang dihasilkan sehingga tidak mengecewakan konsumen.
"Agar ekspor kolang-kaling dari Kabupaten Rejang Lebong ini berkelanjutan saya minta para perajin kolang-kaling bisa menjaga mutunya. Kalau kualitasnya bagus saya yakin ekspor kolang-kaling dari Kabupaten Rejang Lebong ini akan terus meningkat," kata Surya di Rejang Lebong, Senin (5/4/2022).
Dia menjelaskan, untuk menjaga kualitas kolang-kaling yang dihasilkan oleh petani dan perajin di daerah itu agar mereka bekerja sama dengan pihak-pihak terkait dan berkompeten di bidangnya sehingga bisa bertahan dan memenuhi standar ekspor. Selain itu dia juga mengharapkan pangsa pasar kolang-kaling dari Kabupaten Rejang Lebong ini nantinya bukan hanya ke Filipina namun juga ke negara-negara Asia Tenggara lainnya seperti Vietnam dan Thailand, dan jika memungkinkan hingga ke sejumlah negara di timur tengah.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan (Distankan) Rejang Lebong Zulkarnain ditempat terpisah mengatakan luasan areal tanaman aren milik masyarakat di wilayah itu saat ini mencapai 2.279 hektare. Di mana dari jumlah itu yang sudah menghasilkan seluas 1.868 hektare, kemudian 289 hektare belum menghasilkan dan 123 hektare tidak menghasilkan lagi karena telah rusak.
"Sentra tanaman aren di Kabupaten Rejang Lebong terdapat di empat kecamatan yaitu Kecamatan Selupu Rejang, Curup Tengah, Sindang Kelingi dan Kecamatan Binduriang," kata dia.
Tanaman ini selain banyak tumbuh dalam empat kecamatan tadi, juga terdapat di 10 kecamatan lainnya namun luasannya tidak terlalu luas. Sedangkan satu kecamatan lagi yakni Curup tidak memiliki tanaman ini karena posisinya berada dalam wilayah perkotaan.
Tanaman aren saat ini, kata dia, merupakan komoditas unggulan Kabupaten Rejang Lebong setelah kopi dan aneka sayuran. Komoditas ini mempunyai prospek yang cukup besar untuk dikembangkan mengingat tanaman ini tidak memerlukan persyaratan tumbuh yang ketat dan dapat ditanam pada lahan marginal.
"Permintaan terhadap hasil lanjut dari tanaman aren berupa gula aren setiap tahun terus meningkat. Kemudian produk kolang-kaling juga menjadi komoditas ekspor dengan tujuan negara Filipina, sehingga tidak hanya sebatas menjelang datangnya bulan puasa Ramadhan saja," kata dia.