Selasa 05 Apr 2022 23:37 WIB

Kota Tua Elbasan, Simbol Toleransi Beragama di Albania.

Berbagai agama di Kota Tua Elbasan hidup berdampingan dengan damai

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Nashih Nashrullah
Masjid Agung Tirana di Albania Ilustrasi. Berbagai agama di Kota Tua Elbasan hidup berdampingan dengan damai
Foto: Wikipedia
Masjid Agung Tirana di Albania Ilustrasi. Berbagai agama di Kota Tua Elbasan hidup berdampingan dengan damai

REPUBLIKA.CO.ID, TIRANA–Ketika seorang imam Masjid Raja di kota Elbasan, Gezim Karaj mengemudi pulang dan melihat Pastor Nikolla, imam Ortodoks Gereja St Mary, dia menghentikan mobil dan menawarkan tumpangan kepada pria tua itu. Pemandangan itu biasa di Albania, khususnya soal toleransi beragama.  

 

Baca Juga

“Itu biasa bagi kami, karena kami suka mengobrol. Tentu, kami memiliki keyakinan yang berbeda. Tetapi itu tidak menghalangi kami untuk menjalin hubungan persahabatan. Kami saling membutuhkan dan saling membantu,” kata imam itu dilansir dari Qantara, Selasa (5/4/2022). 

 

Gereja Ortodoks tempat Pastor Nicolla mengadakan kebaktian dan masjid tempat imam berkhutbah terletak berdekatan di kota tua Elbasan. 

 

 Dan dari taman gereja Ortodoks, orang dapat melihat gereja Katolik tua dari periode Bizantium. Selama bertahun-tahun, Uskup Josif Papamihali mengadakan misa di sana, pria yang dinyatakan sebagai martir Katolik oleh Paus setahun yang lalu. 

 

"Di Elbasan, tidak jarang melihat seorang pendeta Kristen dan seorang imam minum mokka bersama di salah satu kafe kecil di dekat kastil tua," kata Ilir Hoxholli, seorang ahli agama dan mantan kepala otoritas agama negara.  

 

Hoxholli menyebut koeksistensi damai agama-agama ini sebagai barang ekspor terbaik yang ditawarkan Albania ke seluruh dunia.  

 

Pemandangan saling sapa, mengobrol bersama atau aktivitas lain yang menunjukkan hubungan harmonis menjadi kebiasaan di kota tua Elbasan.

Seperti ketika seorang warga lansia menyapa orang yang lewat dari jendela sebuah rumah tua di sebelah gereja Katolik.

Baginya, tidak ada yang istimewa bagi berbagai agama di kota untuk bergaul dengan damai satu sama lain. "Selalu seperti itu," kata pria berusia 60 tahun itu, sambil menunjuk ke pintu masuk Gereja St Mary.   

 

Saat Pastor Nicolla sedang duduk di sana, di halaman kecil di bawah punjung yang ditumbuhi anggur. Umat Ortodoks datang, membungkuk kepada lelaki tua itu dan berharap dia cepat pulih sebelum memasuki gereja. Namun umat Islam juga mampir dan menanyakan kesehatan pemuka agama itu.

Baca juga: Niat Sholat Tarawih Sendiri dan Berjamaah, Arab dan Latinnya 

 

 

"Hubungan baik ini, cara berbagai agama memeluk satu sama lain, adalah anugerah bagi kami. Tapi kami hanya meneruskan tradisi nenek moyang kami. Saya dibesarkan dengan kisah-kisah yang mengajarkan tradisi iman yang sederhana namun jelas dan murni ini,"  kata Pastor Nicolla.

 

Dia membuat kesan yang rapuh, tetapi suaranya semakin kuat saat dia berbicara tentang momen terindah dalam hidupnya.  

 

“Ketika blok Komunis berakhir dan ada kesempatan untuk membuka rumah ibadah lagi, orang-orang Elbasan tidak melanjutkan pergi ke gereja atau ke masjid secara terpisah. Tidak, semua orang dengan meriah membuka kembali gereja dan masjid bersama-sama.  Bukankah itu luar biasa?,"katanya.  

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement