REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kota Medan Abdul Rahman mengatakan, sebagian nelayan di daerah tersebut tidak melaut karena kesulitan mendapatkan pasokan bahan bakar minyak (BBM) jenis solar.
"Mulai beberapa hari terakhir ini agak sulit mendapatkan solar," kata Abdul Rahman, Rabu.
Menurut dia, bila kondisi tersebut terus berlanjut, maka ke depannya akan mengganggu perekonomian para nelayan dan akan berpengaruh terhadap ketersediaan ikan. Ia menyebut bahwa hasil tangkapan ikan saat ini sudah mulai menurun akibat banyaknya nelayan yang tidak melaut karena kesulitan mendapatkan BBM.
"Ada juga sebagian yang melaut. Mereka paksakan juga dengan BBM yang sulit ini, mereka cari. Mengingat mereka kan perlu makan, biaya hidup dan lainnya," ujarnya.
.
Ia menambahkan, meskipun hasil tangkapan ikan menurun, tapi tidak berpengaruh terhadap harga jual. "Harga ikan tetap normal. Walaupun biaya melaut sangat tinggi, tetapi hasil tangkap tetap mereka jual dengan harga lama," kata Abdul Rahman.
Ia berharap pemerintah lebih memperhatikan kondisi para nelayan, terutama di masa kelangkaan BBM saat ini yang sangat berpengaruh terhadap perekonomian. "Kita minta ke depannya pemerintah lebih memperhatikan langsung keluhan nelayan, jadi pemerintah tidak salah langkah membuat aturan-aturan, itu harapan kita," katanya.
Untuk mengantisipasi kelangkaan BBM jenis solar, Kepolisian Daerah Sumatera Utara juga sudah membentuk tim pengawasan distribusi BBM.