Kamis 07 Apr 2022 12:50 WIB

Yuks ke Alun-Alun Bandung, Tempat Favorit Buat Ngabuburit

Kegiatan masyarakat di Alun-Alun Bandung kembali menggeliat dan ramai.

Rep: M Fauzi Ridwan/ Red: Agus Yulianto
Kawasan Alun-alun Kota Bandung dipadati pengunjung, Ahad (6/2). Dalam sepekan ini kasus Covid-19 di Kota Bandung mengalami peningkatan. Sementara ini menurut Pusat data dan informasi Covid-19, Kota Bandung mencatat jumlah kasus mencapai 1.436 atau hampir tembus 1.500 dengan kasus harian mencapai 200 orang. Pemkot Bandung menghimbau agar masyarakat waspada dan tetap menerapkan protokol kesehatan dan bisa mengurangi mobilitas.
Foto: Edi Yusuf/Republika
Kawasan Alun-alun Kota Bandung dipadati pengunjung, Ahad (6/2). Dalam sepekan ini kasus Covid-19 di Kota Bandung mengalami peningkatan. Sementara ini menurut Pusat data dan informasi Covid-19, Kota Bandung mencatat jumlah kasus mencapai 1.436 atau hampir tembus 1.500 dengan kasus harian mencapai 200 orang. Pemkot Bandung menghimbau agar masyarakat waspada dan tetap menerapkan protokol kesehatan dan bisa mengurangi mobilitas.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG- Tradisi ngabuburit atau menunggu waktu berbuka puasa menjadi salah satu momen yang ditunggu saat bulan puasa Ramadhan. Pilihan untuk ngabuburit biasanya dilakukan diantaranya dengan mendatangi destinasi atau tempat wisata sambil berburu makanan atau takjil jelang berbuka.

Di Kota Bandung salah satu tempat ngabuburit yang masih menjadi favorit dikunjungi masyarakat yaitu Alun-alun Bandung. Mereka yang datang berasal dari berbagai wilayah di Bandung Raya seperti Kota Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung dan Bandung Barat.

Masyarakat yang berkunjung ke Alun-alun Bandung biasanya bermain di taman alun-alun atau naik Bandros (Bandung Tour on The Bus) keliling sekitar Kota Bandung. Kegiatan yang bisa dilakukan lainnya berjalan kaki di sekitar area Jalan Braga dan Jalan Asia Afrika.

Bangunan-bangunan bersejarah kolonial seperti Gedung Merdeka di jalan-jalan tersebut menjadi daya pikat dan tempat cuci mata masyarakat. Kekinian terdapat hiburan para pemain cosplay di area trotoar Jalan Asia Afrika berdekatan dengan Alun-Alun Kota Bandung.

 

photo
Warga Antre naik bus wisata Bandros (Bandung Tour on The Bus) di Alun-alun Kota Bandung. (Edi Yusuf/Republika)

 

Tempat lainnya yang bisa didatangi setelah lokasi-lokasi di atas yaitu pusat perbelanjaan di wilayah Dalem Kaum seperti plaza yang terkenal dengan menjual pakaian distro yaitu Plaza Parahyangan. Atau mengunjungi salah satu mal legendaris di Jalan Kepatihan yaitu Kings Mal.

Setelah semua destinasi tersebut dikunjungi dan waktu berbuka puasa telah hampir tiba maka tempat terakhir yang bisa dikunjungi yaitu Masjid Raya Bandung. Biasanya banyak juga masyarakat yang melaksanakan ngabuburit di masjid tersebut sambil tadarus Alquran.

Namun dua tahun pandemi Covid-19 di Kota Bandung aktivitas di Alun-Alun Bandung relatif berkurang akibat dibatasi. Seiring kondisi kasus yang sudah melandai dan dilakukan relaksasi, kegiatan masyarakat di Alun-Alun Bandung kembali menggeliat dan ramai.

Kabid Organisasi Masjid Raya Bandung Edi Komarudin mengatakan, jamaah masjid selama bulan Ramadhan meningkat signifikan. Kali ini, pihaknya akan menyiapkan 1.000 hingga 3.000 takjil bagi jamaah yang berbuka puasa di masjid.

"Jamaah ketika Ramadhan itu lebih banyak dari hari biasa bahkan masjid raya menyediakan takjil 1.000 sampai 3.000," ujarnya, Kamis (7/4/2022).

Dia mengungkapkan, masyarakat di bulan puasa Ramadhan banyak yang sengaja datang ke pusat Kota Bandung termasuk Alun-alun Bandung di antaranya untuk ngabuburit. Banyak pula dari mereka yang hendak berbelanja.

"Masyarakat Jawa Barat sengaja datang ke ibu kota karena merasa ada alun-alun, beberapa tempat belanja yang relatif jadi tujuan masyarakat terutama dari daerah-daerah yang di luar Kota Bandung. Biasa Ramadhan intensitas belanja tinggi," ungkapnya.

Dia menambahkan, saat ini, pihaknya belum membuka menara masjid yang biasa menjadi pilihan destinasi wisata masyarakat meski kondisi Covid-19 melandai. Sebab dikhawatirkan terjadi kerumunan masyarakat saat menunggu giliran naik.

"Menara sendiri sampai hari ini belum dibuka, biasa sebagai tujuan wisata tapi masih belum dibuka karena dikhawatirkan membludak dan berkerumunan sementara belum dibuka," katanya.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement