REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Umat Kristen di Palestina telah mengambil bagian dalam inisiatif Ramadhan untuk menandai bulan suci puasa umat Islam. Mereka memberikan bantuan dengan dekorasi jalan dan pasar, serta pembagian air dan kurma sebelum berbuka puasa.
Ini beberapa kegiatan yang mereka lakukan di Betlehem, Ramallah, dan Nablus di Tepi Barat. Seorang Kristen, Khalil Kawa (41 tahun) membagikan kurma dan air minum kepada orang yang lewat di persimpangan jalan di Nablus. Itu merupakan sebuah kota di mana Muslim, Kristen, dan Samaria tinggal berdampingan.
“Saya tidak merasa saya melakukan sesuatu yang aneh menjadi seorang Kristen dan membagikan kurma dan air kepada mereka yang berpuasa. Saya tidak suka membedakan antara seorang Muslim, seorang Kristen, atau seorang Samaria. Kita semua adalah orang Palestina," kata Kawa, dilansir di Arab News, Senin (11/4/2022).
“Pada 2013, saya dan sekelompok teman saya mendirikan kelompok pemuda yang kami sebut Nablus Tour. Kami adalah sekelompok fotografer. Kami berjalan-jalan di sekitar kota Nablus dan berfoto, membagikan manisan pada Maulid Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam, dan menghias kota menjelang bulan Ramadhan yang penuh berkah dan juga saat Idul Fitri. Selain itu, kami membagikan kurma dan air kepada orang-orang yang berpuasa," lanjutnya.
Kawa menunjukkan pada awalnya proyek tersebut didanai oleh dia dan rekan-rekannya. Akan tetapi ketika kelompok itu dikenal, dana dan persediaan semakin turut berlimpah.
“Ini adalah perasaan yang sangat indah yang tidak dapat digambarkan, terutama karena orang-orang menunggu kami dan bertanya sebelum Ramadhan apakah kami siap atau membutuhkan sesuatu,” kata Kawa.
Di Ramallah, sekelompok anak muda meluncurkan kampanye kesadaran Ramadhan bertajuk “Maafkan dan jabat tangan di bulan kasih sayang”. Ini bertujuan menyebarkan pesan positif di kalangan masyarakat.
Sementara di kota Betlehem yang mayoritas beragama Kristen, di selatan Tepi Barat, anggota kelompok kepanduan dan pemandu Salesian telah membagikan yogurt, air, dan kurma. "Penduduk Betlehem, Muslim dan Kristen, mewarisi cinta dan koeksistensi dari generasi ke generasi, dan pawai cinta harus terus berlanjut," kata salah satu anggota Kepanduan, Fouad Salman (37).
Salman mengatakan, dia merasa bangga menjadi bagian dari Palestina dan Betlehem. Dia telah mengambil bagian dalam pekerjaan sukarela sejak kecil, termasuk memperbarui karpet di masjid.
Di samping itu, relawan Muslim dan Kristen Palestina bekerja sama di kota Bethlehem, Tepi Barat untuk menyiapkan makanan buka puasa segar bagi keluarga yang membutuhkan selama Ramadhan. Sekitar 6.000 orang akan mendapat manfaat dari bantuan makanan yang diberikan melalui rumah sakit Virgin Mary di Betlehem, sebuah kota yang menampung sekitar 30 ribu orang, kurang dari setengahnya adalah orang Kristen Palestina.