REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- CEO Nokia Pekka Lundmark mengatakan bahwa perusahaan menarik diri dari pasar bisnisnya. Dilansir Reuters, Selasa (12/4/2022), langkah Nokia dinilai lebih jauh dari saingannya, yaitu Ericsson yang mengatakan pada Senin (11/4/2022) bahwa pihaknya menangguhkan bisnisnya di negara itu tanpa batas waktu.
Ratusan perusahaan asing memutuskan hubungan dengan Rusia setelah invasi negara tersebut pada 24 Februari ke Ukraina, dan setelah sanksi negara-negara Barat terhadap Moskow. Sementara beberapa sektor, termasuk telekomunikasi, telah dibebaskan dari beberapa sanksi atas dasar kemanusiaan atau terkait, Nokia mengatakan telah memutuskan bahwa keluar dari Rusia adalah satu-satunya pilihan.
"Kami hanya tidak melihat kemungkinan untuk melanjutkan (bisnis) di negara ini dalam situasi saat ini," kata Lundmark dalam sebuah wawancara.
Ia menambahkan, Nokia akan terus mendukung pelanggan selama ia keluar dari Rusia, dan tidak mungkin untuk mengatakan pada tahap ini berapa lama penarikan akan dilakukan. Nokia sedang mengajukan lisensi yang relevan untuk mendukung pelanggan sesuai dengan sanksi saat ini, katanya dalam sebuah pernyataan.
Baik Nokia maupun Ericsson menghasilkan persentase penjualan satu digit yang rendah di Rusia, di mana perusahaan China seperti Huawei dan ZTE memiliki pangsa yang lebih besar. Nokia tidak mengharapkan keputusan ini berdampak pada prospek 2022, tetapi mengatakan itu akan mengarah pada provisi pada kuartal pertama sekitar 100 juta euro.
Rusia juga berselisih dengan Finlandia dan Swedia, negara asal Nokia dan Ericsson, terkait minat mereka untuk bergabung dengan aliansi militer NATO. Rusia juga telah mendorong perusahaan untuk mulai membangun jaringan hanya dengan menggunakan peralatan Rusia, berusaha membujuk Nokia dan Ericsson untuk mendirikan pabrik di negara tersebut.
Lundmark mengatakan Nokia tidak akan mengimplementasikan rencana yang diumumkan pada November untuk mendirikan usaha patungan dengan YADRO Rusia untuk membangun stasiun pangkalan telekomunikasi 4G dan 5G. Keputusan Nokia untuk meninggalkan Rusia akan mempengaruhi sekitar 2.000 pekerja, dan beberapa dari mereka mungkin ditawari pekerjaan di negara-negara lain, kata Lundmark. Nokia memiliki sekitar 90 ribu karyawan di seluruh dunia.
"Banyak yang harus diubah sebelum memungkinkan untuk mempertimbangkan kembali melakukan bisnis di negara ini," kata Lundmark.