Disiplin Prokes dan Jaga Imunitas Faktor Penting Optimalkan Ramadhan

Rep: Fuji E Permana/ Red: Nashih Nashrullah

Rabu 13 Apr 2022 04:04 WIB

Ilustrasi Ramadhan. Kesehatan dan imunitas merupakan faktor utama pendukung Ramadhan Foto: Pixabay Ilustrasi Ramadhan. Kesehatan dan imunitas merupakan faktor utama pendukung Ramadhan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Masyarakat diimbau untuk tetap menjaga protokol kesehatan (prokes) dan imunitas selama Ramadhan. 

Hal ini disampaikan dr RA Adaninggar SpPD dalam Talk Show bertema 'Jaga Hati, Imun, dan Prokes di Bulan Ramadhan' secara daring yang diselenggarakan Media Center Satgas Penanganan Covid-19 pada Selasa (12/4/2022). 

Baca Juga

Adaninggar mengatakan, pada saat pandemi Covid-19 yang paling utama adalah prokes kalau tidak mau tertular atau menularkan agar aktivitas aman. Kalau imunitas setiap individu tentu wajib harus dijaga saat pandemi. 

"Misalnya dengan pola hidup sehat, vaksinasi, itu salah satu cara untuk memperkuat imunitas kita," kata Adaninggar  dalam Talk Show yang diselenggarakan Media Center Satgas Penanganan Covid-19 pada Selasa (12/4/2022). 

Dia menegaskan, tapi yang paling penting adalah upaya menurunkan risiko tertular Covid-19, jangan sampai virus masuk ke tubuh ini. Caranya dengan menerapkan prokes secara disiplin. Kalau ditanya apakah ada aktivitas yang berisiko tertular virus, dia mengatakan, ada banyak karena sekarang sudah sangat berbeda dengan sebelumnya. 

Aktivitas sudah sangat longgar, jadi kapanpun seseorang interaksi dengan orang lain akan ada risiko penularan, apalagi orang yang tidak satu lingkaran. 

"Yang harus ditegakan betul-betul adalah prokesnya tapi masyarakat sudah lengah, makanya harus terus mendorong masyarakat, memberikan edukasi dan pengertian bahwa prokes ini adalah kunci supaya bisa beraktivitas dengan aman," ujarnya. 

Adaninggar mengingatkan, kalau hanya menjaga kesehatan tubuh atau imunitas tapi tidak menjaga dari paparan virus atau prokes, maka penularan tetap bisa terjadi. Jadi dua duanya yakni menjaga imunitas dan prokes harus dijalankan bersama. 

"Dengan kondisi sekarang seperti sudah tidak ada apa-apa, padahal Covid-19 masih ada, setelah Lebaran mungkin kasus Covid-19 bisa naik lagi karena aktivitas meningkat dan longgar, dampaknya biasanya dua bulan lagi, itu yang harus dipahami," ujarnya.