Rabu 13 Apr 2022 08:45 WIB

Kesaksian Pasangan Ukraina Tentang Serangan Rusia di Kota Bucha

Saat bentrokan masih berlanjut semuanya terbakar dan bom jatuh di mana-mana.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Seorang pekerja pemakaman menunggu di sebuah truk sebelum rekannya mulai memuat mayat warga sipil yang tewas di Bucha, sebelum mengangkut mereka ke kamar mayat, di pinggiran Kyiv, Ukraina, Rabu, 6 April 2022.
Foto: AP/Rodrigo Abd
Seorang pekerja pemakaman menunggu di sebuah truk sebelum rekannya mulai memuat mayat warga sipil yang tewas di Bucha, sebelum mengangkut mereka ke kamar mayat, di pinggiran Kyiv, Ukraina, Rabu, 6 April 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, BUCHA -- Sepasang suami istri yang telah menikah selama 58 tahun memberikan kesaksian mengenai serangan yang terjadi di Kota Bucha. Grigory Zamogilni (84 tahun) dan Anna Zamogilnaya (80 tahun) tidak meninggalkan kediaman mereka di Bucha, sejak Rusia melancarkan operasi militer khusus di Ukraina.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengunjungi Zamogilni dan  Zamogilnaya, setelah pasukan Rusia mundur dari kota-kota di sekitar Kiev. Zamogilnaya mengatakan, dia tidak mengharapkan situasi menjadi serius. Dia juga tidak menyangka bahwa Rusia akan menyatakan perang terhadap Ukraina.

"Mereka (Rusia) memanggil kami 'saudara kecil.'  Jadi, bagaimana para tetua bisa memperlakukan adik mereka seperti ini? Mengapa mereka melakukan ini?" ujar Zamogilnaya, dilansir Anadolu Agency, Rabu (13/4/2022).

Zamogilni dan Zamogilnaya tinggal di jalan Vogazlnaya. Bentrokan hebat terjadi di wilayah itu, setelah pasukan Rusia memasuki Bucha pada 27 Februari.

 

"Ketika saya melihat tank-tank Rusia melewati jalan, anak saya berteriak: 'Bu, tank-tank itu datang'," kata Zamogilnaya.

Zamogilnaya menambahkan, konvoi tank-tank itu dibom oleh pesawat tempur Ukraina.  Sementara itu, Zamogilni mengatakan, saat bentrokan masih berlanjut semuanya terbakar dan bom jatuh di mana-mana.

 

"Saya melihat sembilan mayat warga sipil di ujung jalan. Ada tiga mayat di jalan dekat kami," ujar Zamogilni.

Zamogilni mengatakan, dia dan keluarganya saat ini merasa aman karena tentara Ukraina telah kembali ke Bucha. Zamogilni menambahkan, upaya pembersihan di wilayah tersebut juga telah dimulai.

Namun hingga kini, gas dan listrik di Bucha belum menyala. Zamogilnaya terpaksa memasak makanan di atas api yang dikelilingi batu bata di luar kediamannya.

Sebelumnya pasukan Ukraina dilaporkan menemukan jasad warga sipil, menyusul penarikan pasukan Rusia. Pada Ahad (3/4/2022), Jaksa Agung Ukraina, Iryna Venediktova, mengatakan, sebanyak 410 jasad warga sipil ditemukan di sejumlah daerah.

Presiden Rusia Vladimir Putin menghadapi kritik keras dari masyarakat internasional, setelah Ukraina menuduh pasukan Rusia melakukan genosida dan kejahatan perang di Bucha. Rusia telah menolak tuduhan itu dan menyebutnya sebagai serangan berita palsu. Rusia mengatakan, foto-foto jenazah warga sipil yang disebarkan di media dimunculkan setelah pasukan Rusia mundur dari kota itu.

Menurut perkiraan PBB, setidaknya 1.892 warga sipil telah tewas dan 2.558 terluka di Ukraina sejak Rusia menyatakan perang pada 24 Februari. PBB mempredilsi jumlah sebenarnya dikhawatirkan jauh lebih tinggi. Sementara lebih dari 4,6 juta orang Ukraina telah melarikan diri ke negara lain.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement