Rabu 13 Apr 2022 06:40 WIB

Lelang Surat Utang Negara Dibayangi Sinyal Hawkish The Fed

Namun demikian, minat investor terhadap SUN masih cukup baik.

Rep: Novita Intan/ Red: Fuji Pratiwi
Logo Kementerian Keuangan. Pemerintah menyebutkan lelang surat utang negara (SUN) dibayangi oleh sikap hawkish Bank Sentral Amerika Serikat (AS), The Federal Reserve (The Fed).
Foto: Facebook Kementerian Keuangan RI
Logo Kementerian Keuangan. Pemerintah menyebutkan lelang surat utang negara (SUN) dibayangi oleh sikap hawkish Bank Sentral Amerika Serikat (AS), The Federal Reserve (The Fed).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Pemerintah menyebutkan lelang surat utang negara (SUN) dibayangi oleh sikap hawkish Bank Sentral Amerika Serikat (AS), The Federal Reserve (The Fed).

Direktur Surat Utang Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Deni Ridwan mengatakan, sikap hawkish The Fed terjadi atas ekspektasi kenaikan suku bunga acuan sebesar 50 basis poin (bps) pada pertemuan Mei mendatang dan rencana The Fed untuk melakukan konsolidasi balance sheet-nya sebesar 8,2 triliun dolar AS.

Baca Juga

Selain itu, faktor lainnya yang mempengaruhi lelang SUN yakni masih tingginya risiko dari konflik Rusia dan Ukraina yang telah berjalan lebih dari satu bulan. "Serta adanya lonjakan Covid-19 di China yang menyebabkan lockdown di kota-kota besar," ujarnya dalam keterangan resmi, Rabu (13/4/2022).

Namun demikian, menurutnya, minat investor masih cukup baik, yang tercermin dari penawaran masuk (incoming bids) Rp 40,28 triliun, dengan bid to cover ratio sebesar 3,65 kali.

"Dengan mempertimbangkan imbal hasil atau yield Surat Berharga Negara (SBN) yang wajar di pasar sekunder dan rencana kebutuhan pembiayaan pada 2022, maka pemerintah menyerap dana sebesar Rp 11,05 triliun dari penawaran yang masuk," ucapnya.

Pemerintah juga akan melaksanakan lelang SUN tambahan (Green Shoe Option/GSO) pada 13 April 2022 yang menawarkan seri Obligasi Negara FR0090, FR0091, FR0093 dan FR092 dengan yield rata-rata tertimbang yang dimenangkan sama dengan lelang Selasa (12/4/2022).

Deni menuturkan preferensi investor tak berubah pada obligasi negara, yaitu pada dua seri benchmark dengan tenor 10 dan 20 tahun yang mencapai 39,07 persen dari total incoming bids dan 55,66 persen dari total awarded bids, sementara incoming bids terbesar masih pada tenor 10 tahun yaitu Rp 9,21 triliun.

Dalam lelang kali ini, tercatat pula peningkatan partisipasi asing dibandingkan lelang SUN sebelumnya, dengan minat terbesar pada tenor 10 dan 20 tahun.

Incoming bids asing sebesar Rp 4,45 triliun atau 11,04 persen dari total incoming bids yang masuk pada Selasa (12/4/2022) dan dimenangkan sebesar Rp 540 miliar atau 12,06 persen dari total awarded bids.

Secara umum imbal hasil rata-rata tertimbang lelang SUN Selasa (12/4/2022) naik satu hingga lima bps apabila dibandingkan dengan level pasar pada penutupan hari sebelumnya, yang sesuai dengan kondisi dan pergerakan tingkat imbal hasil di pasar domestik beberapa hari terakhir.

Sesuai dengan kalender penerbitan SBN pada 2022, lelang penerbitan SUN selanjutnya akan dilaksanakan pada 10 Mei 2022 dan pemerintah optimis kondisi pasar akan semakin kondusif dalam mendukung pemenuhan kebutuhan pembiayaan APBN melalui penerbitan SBN.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement