REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Mantan Presiden Sosialis Prancis Francois Hollande pada Kamis (14/4/2022) meminta pemilih untuk mendukung Emmanuel Macron dalam putaran kedua pemilihan presiden negara itu pada 24 April. Ketika Hollande menjabat sebagai presiden, Macron adalah mantan menteri ekonominya
"Saya mantan presiden dan saya tahu bahwa dalam pemilihan yang penting itu, kuncinya adalah Prancis, kohesinya, masa depan Eropanya, dan kemerdekaannya. Inilah mengapa saya meminta Prancis untuk memilih Emmanuel Macron," kata Hollande kepada televisi TF1.
"Suara bagi Macron akan memastikan bahwa Madame Le Pen tidak menang," tambahnya.
Hanya 10 hari menjelang pemilihan putaran kedua, jajak pendapat menunjukkan Presiden Emmanuel Macron yang berhaluan tengah unggul sedikit di depan pesaing sayap kanan ekstrem Marine Le Pen. Pilpres akan menentukan siapa yang akan memimpin negara dengan ekonomi terbesar kedua di Uni Eropa itu untuk lima tahun ke depan.
Pada 2016, Hollande, dihadapkan dengan peringkat yang sangat rendah. Ia memutuskan untuk tidak mencalonkan diri kembali.
Ketika Hollande menjabat sebagai presiden, Macron adalah mantan menteri ekonominya, yang mundur dari pemerintahan Sosialis untuk mencalonkan diri dalam pemilihan presiden 2017 dengan mengusung platform ideologi sentris. Hubungan antara Hollande dan Macrontidak selalu mulus.