REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mengenalkan makanan pada anak saat sudah memasuki usia dua tahun bisa menjadi kerja keras tersendiri. Sebab, itu adalah masa di mana mereka mencari tahu makanan apa yang disukai dan tidak suka.
Tetapi, bagi orang tua yang memiliki anak kecil dengan alergi makanan, menyapih bisa lebih membuat stres. Konsultan ahli pemberian makanan, Lucy Thomas, mengungkapkan cara mewaspadai potensi alergi saat mulai memperkenalkan makanan keluarga.
Lucy mengatakan, penting untuk dapat mengenali alergi makanan yang membahayakan dan bedanya dengan intoleransi. Dia menjelaskan bahwa alergi makanan adalah reaksi dari sistem kekebalan tubuh.
Sistem kekebalan tubuh bisa secara keliru memperlakukan protein yang ditemukan dalam makanan dan menganggap itu sebagai ancaman. Itulah yang memicu alergi.
"Gejala biasanya terjadi dengan cepat setelah makan makanan dalam jumlah kecil, seperti ruam, sesak napas, dan gatal-gatal," ucap dia, dilansir The Sun, Jumat (15/4/2022).
Alergi makanan yang umum pada bayi dan anak-anak antara lain susu, telur, ikan, kacang tanah, dan kacang-kacangan lainnya. Hal-hal inilah yang perlu diperhatikan saat menyapih karena alergi makanan bisa berbahaya.
Sementara itu, intoleransi sedikit berbeda dan tidak melibatkan sistem kekebalan tubuh. Artinya, tidak ada reaksi alergi.
Lucy menjelaskan bahwa intoleransi makanan menyebabkan gejala yang terjadi secara bertahap selama beberapa jam setelah makan. Dia mengatakan gejala hanya akan muncul jika bayi memakan makanan dalam jumlah besar, tidak seperti alergi ketika sedikit saja memakannya maka dapat memicu reaksi.
Jika mulai menyapih bayi, Lucy mengatakan, penting untuk menjalani pendekatan yang santai dan menyenangkan. Hal ini akan membantu menimbulkan pengalaman positif bagi semua orang yang terlibat.
"Jika orang tua sangat khawatir tentang bagaimana reaksi si kecil terhadap makanan tertentu, berikan sedikit saja," kata Lucy.
Mendorong bayi untuk mencium aroma atau sekadar menjilat makanan baru adalah cara yang bagus untuk membangun kepercayaan diri mereka dengan makanan yang tidak dikenalnya. Cara itu juga akan memberi orang tua kesempatan untuk mewaspadai reaksi apa pun yang mungkin terjadi pada tangan atau wajah anak-anak.