Rabu 20 Apr 2022 07:30 WIB

Catat! Ini Jalur Alternatif Mudik Lewat Pansela

Diharapkan jalur itu dapat memecah kepadatan kendaraan di Pantai Utara Jawa. 

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Agus Yulianto
Suasana proyek pembangunan Simpang Susun Cileunyi yang menghubungkan Jalan Tol Purbaleunyi dan Jalan Tol Cisumdawu di Cileunyi, Kabupaten Bandung.
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Suasana proyek pembangunan Simpang Susun Cileunyi yang menghubungkan Jalan Tol Purbaleunyi dan Jalan Tol Cisumdawu di Cileunyi, Kabupaten Bandung.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengharapkan pemudik pada Lebaran Idul Fitri 2022 dapat memanfaatkan jalur alternatif di Pantai Selatan Jawa (Pansela). Hal tersebut diharapkan dapat memecah kepadatan kendaraan di jalur Pantai Utara Jawa (Pantura). 

“Terdapat sejumlah jalur alternatif bagi pada pemudik,” kata Kepala Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Wilayah IX Denny Michels Adlan dalam pernyataan tertulisnya, Selasa (19/4/2022) malam. 

Jalur alternatif pertama yakni Cileunyi – Solokan Jeruk – Alun Alun Majalaya – Simpang 3 Cijapati – Rancasalak – Kadungora – Lingkar Leles – Cibatu – Pasar Bandrek – Malangbong - Tasikmalaya. Lalu jalur alternatif kedua yaitu Cileunyi – Jatinangor (Via Tol Exit Ppamulihan) – Parakan Muncang – Cicalengka - Simpang 3 Cijapati.

Selanjutnya, jalur alternatif ketiga yang dapat digunakan pmudik yakni Cileunyi – Pamulihan -Leuwigoong – Sumedang. Lalu jalur alternatif keempat yaitu Cileunyi – Pamulihan – Wado - Tasikmalaya. 

Denny mengimbau, agar para pemudik kendaraan pribadi yang melalui Pansela dapat menggunakan jalur alternatif menuju Sumedang melalui Wado. “Meskipun begitu, jalur ini tidak disarankan bagi kendaraan besar seperti bus atau truk,” jelas Denny. 

Sebelumnya, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan sektor darat dapat menjadi yang paling krusial untuk ditangani. Kemenhub memperkirakan sekitar 47 persen dari 85,5 juta orang yang diprediksi melakukan mudik akan menggunakan jalur darat, baik kendaraan pribadi (mobil dan sepeda motor) maupun angkutan darat (bus, angkutan penyebrangan, dan lain-lain). 

Jumlah pemudik pada tahun ini meningkat sekitar 45 persen dibanding mudik 2019 sebelum pandemi.  “Dua titik yang perlu dilakukan antisipasi khusus adalah jalur Bekasi-Semarang dan penyeberangan Merak Bakauheni,” jelas Budi. 

Pada mudik tahun ini, pemerintah mengeluarkan kebijakan tidak akan dilakukan penyekatan dan putar balik. Selain itu, pengendalian di lapangan dilakukan secara humanis dan persuasif. 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement