Selasa 17 Aug 2010 02:17 WIB

Gita Gutawa Bersedekah Melalui Album

Rep: Rusdy Nurdiansyah/ Red: Arif Supriyono

REPUBLIKA.CO.ID, Penyanyi muda berbakat, Gita Gutawa mengaku beruntung. Ia merasa telah mendapat banyak berkah dan rezeki yang diberikan Allah SWT.

''Sebagai wujud syukur, aku juga harus banyak bersedekah,'' ujar penyanyi kelahiran Jakarta, 11 Agustus 1993. Menurut Gita, dengan bersedekah dari rezeki yang didapat membuatnya bisa  berbagi dan merasakan kepahitan hidup orang-orang yang tidak seberuntung dirinya.

Dengan bersedekah membuat Gita lebih optimistis dalam berkarier. Saat ini, penyanyi multitalenta itu tengah membuat video klip single terbarunya yaitu “Idul Fitri”, di Jakarta, Ahad (15/8).

Bagi Gita, bersedekah juga dilakukannya dengan membuat album. ''Aku merasa banyak banget rejeki, kenapa aku nggak bikin sesuatu dengan bersedekah melalui sajian album yang sebagian hasil penjualannya didonasikan kepada orang-orang yang kurang beruntung,'' tutur Gita yang akhirnya meluncurkan album Charity bergenre religi bertajuk Balada Shalawat.

Dia merasa puas akhirnya dapat membuat album religi. Dalam album tersebut ia sangat senang dengan lagu Lelaki Sempurna dan Kisah 8 Dirham.

''Dua-duanya ciptaan aku. Aku liriknya, papa bikin musiknya,'' jelas putri dari musisi Erwin Gutawa ini.

Gita mengungkapkan pembuatannya album terbilang tidak terlalu lama. Proses memang satu tahun, tapi tidak intensif karena ada beberapa lagu diambil dari konser-konser terdahulu. ''Ada lagu aku bersama Hadad Alwi dulu, ada lagu Selamat Idul Fitri, jadi banyak lagu yang sudah dirilis, ditambah dua lagu baru itu menceritakan Nabi Muhammad,'' ungkapnya.

Kenapa album ini dinamakan Balada Shalawat, ''Karena, aku ingin mencari sesuatu yang baru. Lagu religi identik dengan meminta ampun dan sebagainya, aku membikin sesuatu yang baru,'' papar Gita yang berencana bisa membuat album religi setiap tahunnya.

Bukan hanya soal karya, tapi juga kegiatan bersedekah. Ia berharap bisa menyumbang lebih banyak lagi.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement