Sabtu 23 Apr 2022 00:05 WIB

IRAP: Perlakuan Pengungsi Afghanistan dan Pengungsi Ukraina Harus Setara

IRAP minta AS perlakukan setara pengungsi dari seluruh dunia termasuk Afganistan

Rep: Alkhaledi kurnialam/ Red: Esthi Maharani
Gadis-gadis mengisi wadah dengan air menggunakan pompa tangan di sebuah kamp untuk pengungsi internal, di Kabul, Afghanistan, Senin, 15 November 2021.
Foto: AP/Petros Giannakouris
Gadis-gadis mengisi wadah dengan air menggunakan pompa tangan di sebuah kamp untuk pengungsi internal, di Kabul, Afghanistan, Senin, 15 November 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON – Organisasi bantuan untuk pengungsi internasional, IRAP menyerukan pemerintah AS untuk menyambut dan memperlakukan dengan setara para pengungsi dari seluruh dunia, termasuk Afghanistan. Pernyataan ini merupakan respons setelah pengumuman pembebasan syarat pengungsi Ukraina yang diberikan pemerintahan Presiden AS, Joe Biden.

IRAP mengatakan bahwa pihaknya menyambut baik langkah untuk membawa pengungsi dari Ukraina ke AS. Tapi mereka ingin melihat pendekatan yang sama diambil untuk pengungsi dari negara lain.

Sebelumnya Biden mengumumkan peluncuran program 'Bersatu untuk Ukraina' pada hari Kamis (21/4/2022) yang merampingkan proses bagi warga Ukraina yang mencari perlindungan di AS.

"Ini adalah pengumuman yang disambut baik bahwa pemerintahan Biden sedang mencoba melakukan sesuatu untuk membantu orang-orang Ukraina sampai ke AS dan berbagi beberapa tanggung jawab yang diambil oleh mitra Eropa," kata Direktur kebijakan IRAP Sunil Varghese dilansir dari The New Arab, Jumat (22/4/2022).

“Pada saat yang sama, ada kekhawatiran. Pertama, rencana yang diumumkan pemerintah sebenarnya bukan rencana pengungsi. Ini pembebasan bersyarat kemanusiaan, yang merupakan solusi jangka pendek. Hal penting kedua yang harus dijelaskan adalah banyak dari hal-hal ini yang  tidak terjadi pada orang lain,"tambahnya.

Varghese mencatat bahwa ketentuan saat ini sedang dibuat untuk Ukraina untuk melewati protokol konsuler karena penutupan kedutaan dan konsulat AS. Namun ketentuan serupa tidak dibuat untuk pengungsi Afghanistan, di mana ribuan warga Afghanistan yang bekerja dengan AS mencoba melarikan diri setelah Taliban mengambil alih Kabul.

Selain itu, dia prihatin dengan pemerintah yang memberikan pembebasan bersyarat kepada pengungsi yang hanya memberikan bantuan tempat tinggal sementara daripada Program Penerimaan Pengungsi AS (USRAP) yang menempatkan mereka pada jalur menuju tempat tinggal permanen dan kewarganegaraan.

IRAP berharap berbagai pihak sadar akan perlakuan berbeda terhadap Ukraina dibandingkan dengan pengungsi lain dan menekankan pentingnya semua pengungsi diperlakukan dengan bermartabat, dari manapun mereka berasal dan dari ras atau agama apapun.

"AS harus berusaha menemukan jalan bagi semua orang yang mencari perlindungan pengungsi," kata Varghese.

"Akan lebih baik memiliki rencana pengungsi yang dipercepat. Salah satu harapannya adalah dengan semua energi ini pemerintah AS dapat melakukan lebih dari satu hal pada satu waktu sehingga dapat digunakan dalam situasi berikutnya," tambahnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement