Senin 25 Apr 2022 06:30 WIB

Taliban Protes Invasi Pakistan ke Afghanistan

Pakistan belum mengkonfirmasi dalam serangan udara di perbatasan Afghanistan.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Dwi Murdaningsih
Orang-orang berdoa selama pemakaman untuk korban ledakan di Afghanistan timur dekat perbatasan dengan Pakistan pada hari Senin yang menewaskan sembilan anak dan melukai empat, menurut kantor seorang gubernur yang ditunjuk Taliban, di Jalalabad Afghanistan, Senin, 10 Januari. 2022.
Foto: AP/Shir Shah Hamdard
Orang-orang berdoa selama pemakaman untuk korban ledakan di Afghanistan timur dekat perbatasan dengan Pakistan pada hari Senin yang menewaskan sembilan anak dan melukai empat, menurut kantor seorang gubernur yang ditunjuk Taliban, di Jalalabad Afghanistan, Senin, 10 Januari. 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Menteri Pertahanan Afghanistan Mullah Mohammad Yaqoob mengatakan pemerintahan Taliban tidak akan mentolerir invasi dari negara tetangga, Ahad (24/4/2022). Dia memprotes serangan udara yang dilakukan oleh Pakistan.

"Kami menghadapi masalah dan tantangan baik dari dunia maupun tetangga kami, contoh yang jelas adalah invasi oleh mereka di wilayah kami di Kunar," kata Yaqoob pada sebuah upacara di Kabul untuk memperingati hari kematian ayahnya, pendiri Taliban Mullah Mohammad Omar.

Baca Juga

"Kami tidak bisa mentolerir invasi. Kami telah menoleransi serangan itu. Kami mentolerir itu karena kepentingan nasional, lain kali kami mungkin tidak akan menoleransinya," kata Yaqoob.

Komentar itu muncul setelah pemerintah Taliban menyalahkan Pakistan atas serangan udara yang menewaskan puluhan orang di provinsi Kunar dan Khost. Pakistan belum mengkonfirmasi keterlibatan dalam serangan udara di dalam perbatasan Afghanistan.

Namun, juru bicara kantor luar negeri Pakistan mengatakan negara itu mengharapkan keterlibatan jangka panjang dengan Afghanistan untuk mengamankan perdamaian. Islamabad menegaskan, kedua negara merupakan saudara.

"Pemerintah dan rakyat kedua negara menganggap terorisme sebagai ancaman serius dan telah menderita dari momok ini untuk waktu yang lama. Oleh karena itu, penting bahwa kedua negara kita terlibat secara bermakna melalui kelembagaan yang relevan dalam saluran untuk bekerja sama dalam melawan terorisme lintas batas dan mengambil tindakan terhadap kelompok teroris di tanah mereka," katanya.

Kementerian Luar Negeri pemerintah Taliban pekan lalu memanggil duta besar Pakistan untuk memprotes serangan tersebut. Para pejabat lokal mengatakan serangan oleh helikopter militer Pakistan menewaskan 36 orang. Kepala badan anak-anak PBB di Afghanistan mengatakan bahwa 20 anak meninggal dunia dalam serangan udara di Khost dan Kunar pada 16 April.

Sejak Taliban mengambil alih Afghanistan pada Agustus, ada banyak kebuntuan di sepanjang perbatasan 2.600 km dengan Pakistan. Semakin frustrasi dengan dilanjutkan serangan militan, militer Pakistan telah meningkatkan operasi di sepanjang perbatasan Afghanistan dalam beberapa bulan terakhir.

sumber : reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement