REPUBLIKA.CO.ID, Partai Islam selalu tergerus suaranya di setiap pemilihan umum (Pemilu). Menurut Paramadina Public Policy Institute, partai Islam setidaknya memiliki empat tantangan yang harus diantisipasi untuk Pemilu 2024.
1. Ketidakmampuan partai politik Islam mengubah ideologinya menjadi platform politik.
Menjadikan agama sebagai ideologi partai politik berarti harus memanfaatkan nilai-nilai fundamental agama untuk mendapatkan popularitas dan dukungan politik.
2. Masih adanya faksionalisme, konflik internal dan krisis kepemimpinan di partai politik Islam.
Empat partai politik Islam yang saat ini berada di parlemen telah mengalami konflik internal yang berimbas kepada turunnya perolehan suara. Tak jarang dari mereka justru terbelah, seperti Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dengan Partai Gelora dan Partai Amanat Nasional (PAN) dengan Partai Ummat.
3. Krisis identitas dan kecenderungan pragmatisme politik.
Partai Islam masih terkendala money politics, post truth politics, dan swing voters.
4. Sumber daya yang terbatas.
Untuk mengarungi kontestasi nasional yang membutuhkan dana yang besar.
"Kalau kemudian tidak terjadi misalnya coattail effect tidak ada, kemudian kembali terjadi split ticket voting, maka itu berpotensi menjadi ancaman. Silakan itu bagian dari evaluasi yang harus dimatangkan untuk mendapatkan konsolidasi kekuatan yang lebih maksimal," kata Managing Director Paramadina Public Policy Institute, Ahmad Khoirul Umam.
sumber: Paramadina Public Policy Institute
pengolah: Andri Saubani