Rabu 27 Apr 2022 12:33 WIB

Harga Gandum di Afrika Naik 60 Persen Karena Perang Rusia-Ukraina

Afrika akan kehilangan makanan senilai hingga 11 miliar dolar AS akibat konflik.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Friska Yolandha
Roket yang belum meledak difoto di ladang gandum di pinggiran Kyiv, Sabtu, 23 April 2022. Harga gandum di Afrika naik 60 persen akibat perang Rusia-Ukraina.
Foto: AP Photo/Emilio Morenatti
Roket yang belum meledak difoto di ladang gandum di pinggiran Kyiv, Sabtu, 23 April 2022. Harga gandum di Afrika naik 60 persen akibat perang Rusia-Ukraina.

REPUBLIKA.CO.ID, ABUJA -- Harga gandum di Afrika naik 60 persen akibat perang Rusia-Ukraina. Presiden Bank Pembangunan Afrika (AfDB), Akinwumi Adesina, memperingatkan, benua Afrika akan kehilangan makanan senilai hingga 11 miliar dolar AS akibat konflik.  

"Harga gandum sudah naik sekitar 60 persen. Jagung dan biji-bijian lainnya juga akan terpengaruh. Mungkin ada krisis pupuk, karena akan terjadi defisit sekitar 2 juta metrik ton, dan itu akan mempengaruhi produksi pangan sekitar 20 persen," kata Adesina, dilansir Anadolu Agency, Rabu (27/4/2022).

Baca Juga

Adesina mengatakan, perang Rusia-Ukraina telah menciptakan masalah global, dan khususnya untuk Afrika. Sebagian besar kebutuhan pangan Afrika diimpor dari Rusia dan Ukraina.

Para ekonom mengatakan, perang Rusia-Ukraina merupakan kejutan besar bagi pasar internasional. Para ekonom menyarankan agar sebagian besar negara Afrika menghindari ketergantungan pada impor gandum dari Ukraina maupun Rusia.

Rusia dan Ukraina adalah pemasok utama gandum di Afrika. Tetapi sejak perang Rusia-Ukraina meletus pada 24 Februari, rantai pasokan gandum telah terputus sehingga memicu kenaikan harga yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Selain gandum, harga minyak bunga matahari dan minyak mentah dunia juga melonjak. Negara-negara Maghreb bergantung pada gandum Rusia dan Ukraina, dengan impor yang menyumbang lebih dari 50 persen dari kebutuhan mereka.

AfDB berencana untuk membantu petani di Afrika menanam gandum, jagung, sorgum beras dan kedelai untuk mencegah krisis pangan di benua Afrika. Adesina mengatakan, AfDB mengembangkan Rencana Pangan Darurat Afrika senilai 1,5 miliar dolar AS. Rencana ini masih menunggu persetujuan dari manajemen teratas bank tersebut.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement